Rabu, 29 Juli 2009

Referensi kebenaran

Suatu hari, terlihat seorang ayah terlibat dalam perdebatan yang serius dengan anaknya. Menurut sang ayah, didalam menjalani hidup ini, manusia perlu suatu referensi tentang kebenaran. Namun sebaliknya, sang anak mengatakan bahwa hal itu tidak perlu, bukankah manusia telah dibekali dengan ilmu, akal dan perasaan untuk dapat berpikir menentukan kebenaran.

Untuk meyakinkan hal tersebut, akhirnya sang ayah mengajak anaknya pergi memasuki pasar dengan membawa seekor keledai.

Saat memasuki pasar, sang ayah menunggangi keledai tersebut, sedangkan anaknya berjalan menuntunnya. Ketika melewati orang banyak, semua berkata “ Alangkah buruk dan kejamnya perilaku orang tua itu, dia yang begitu besar dan kuat malah menunggangi keledai, sementara anaknya disuruh berjalan menuntunnya ”.

Keesokan harinya, mereka memasuki pasar kembali dengan membawa keledai yang sama. Kali ini, sang anak menunggangi keledai tersebut sedangkan ayahnya berjalan menuntunnya. Ketika melewati orang banyak, semua berkata “ Lihat, alangkah buruknya tabiat anak itu, ayahnya disuruh berjalan sementara dia yang masih muda malahan menungganginya ”.

Dihari ketiga, mereka mencoba memasuki pasar kembali dengan membawa keledai yang sama. Hanya saja, kali ini mereka berdua (sang ayah dan anaknya) yang menunggangi keledai tersebut. Dan ketika melewati orang banyak, semua berkata “ Lihat, alangkah kejamnya kedua orang tersebut, padahal mereka berdua tidak dalam keadaan sakit, tapi mereka begitu tega menyiksa keledai tersebut dengan menungganginya berdua ”.

Kemudian dihari keempat, mereka memasuki pasar kembali dengan tetap membawa keledai yang sama. Namun, kali ini mereka berdua (sang ayah dan anaknya) hanya menuntun keledai tersebut. Dan ketika melewati orang banyak, semua berkata “ Lihat, alangkah bodohnya kedua orang tersebut, mereka membawa keledai, tapi tidak ada satupun dari mereka yang menungganginya ”.

Dan akhirnya, sang ayah berkata kepada anaknya, “ Wahai anakku, selama 4 hari ini kita telah berjalan bersama, dan selama 4 hari juga kita dengarkan tentang pendapat orang yang berbeda-beda. Nah, pendapat manakah menurutmu yang benar ? ”.

Sang anak terdiam dan bingung, karena menurutnya, keempat pendapat tersebut sama-sama benarnya. Dan diapun mulai berpikir tentang apa yang pernah diucapkan oleh ayahnya dahulu, bahwa manusia hidup itu perlu referensi tentang kebenaran.

Salam,

HJK

  • Kebenaran yang hakiki hanyalah ada pada Al Qur’an.
  • Orang yang paling merugi adalah orang yang merasa benar dengan pendapatnya, padahal sebenarnya pendapatnya itu keliru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar