Minggu, 21 Februari 2010

Luapan amarah

Kriiiing….segera kuangkat telepon tepat jam 14.50, dan kudengar : ” Pak, segera ke lapangan ada yang urgent !!! sekarang ya pak “, ucap seorang teman dari seberang telepon.

Segera ku pacu kendaraan double gardan warna merah, menuju TKP…Tempat Kejadian Permasalahan….


Sesampainya di lokasi….saya bertemu seseorang dan mengucapkan salam, tapi malah….Dimarahi !!! Dikritik !!! .... yaaa, itu sudah biasa…meskipun dalam hati berkata “@#!?>X#X CVB$%&@ “ (nggak tau mau ngomong apa)….h h h….

Balik marah ?!!?...enggak la yaw….

Hmmm…kalau dipikir-pikir, mungkin marah/ dimarahi itu bagian dari menjalankan amanah ya…h h h…tapi, menurut saya sih,…sebaik-baik amarah adalah dengan tutur kata yang lemah lembut… Jangan menuruti emosi hanya karena luapan rasa marah atau benci pribadi.

Pada dasarnya, setiap manusia itu ingin menjadi seorang yang baik/ sempurna. Dan hati manusia sebenarnya, juga ingin selalu menuju hal yang baik-baik saja. Buktinya, coba saja tanyakan pada seseorang yang anda kenal, mau jadi orang yang baik atau jahat, mau jadi orang yang sabar atau pemarah, mau jadi orang yang ikhlas atau kecewa ? pasti jawabannya mengarah pada yang baik.

Dalam bahasa agama disebut dengan “ Hanif “, yaitu kecenderungan hati untuk selalu berbuat baik.

Berbicara masalah emosi,…hmmm….teringat saya sebuah kisah tentang Sayidina Ali bin Abu Thalib, saat terlibat perkelahian dalam perang Shiffin.

Posisi beliau sudah sangat tertekan, pakaian perang yang dikenakan pun sudah robek semua. Badan berlumuran darah akibat sabetan pedang sang musuh yang ternyata sangat tangguh dan kuat, sehingga beliau belum dapat merobohkannya.

Bahkan dalam satu kesempatan, pedang musuh nyaris menebang leher beliau. Namun dengan kesigapan dan ketangkasannya, Sayidina Ali mampu mengelak dan menyerang balik musuh hingga jatuh terjerembab. Lalu dengan seketika, Sayidina Ali melompat dan menindih tubuh musuhnya, melucuti pedangnya membuang jauh.

Saat senjata tajam beliau sudah siap menghunjam ke jantung musuh, tiba-tiba musuhnya meludahi wajah beliau. Beliau Sayidina Ali sangat marah bukan kepalang.

Tapi,…justru aneh,…pedang yang semula akan dihunjam kan ke jantung musuh, malah dibuang dari tangan beliau. Musuh bukannya langsung dibunuh, malah dilepaskan dari kematian.

“ Mengapa tuan melepas saya ?, mengapa tuan urungkan membunuh saya ? “ , tanya orang tersebut keheranan.

Dengan menahan rasa amarah yang sangat dalam, Sayidina Ali pun berkata : “ Aku tidak mau membunuhmu dengan kemarahan menguasai diriku, akibat kau ludahi mukaku. Dan aku tidak mau mengotori perjuanganku dengan luapan rasa marah dan benci pribadi. “.

H h h….ada yang bisa mencontoh beliau ?...ya, inilah contoh orang yang merdeka. Jiwanya benar-benar tidak mau tunduk pada hawa nafsunya. Karena, dia hanya mau tunduk pada perintah Allah dan Rasul-Nya saja.



Salam,
HJK

  • Jadilah orang yang merdeka, yaitu orang yang hatinya tidak terbelenggu oleh apapun. Sehingga mampu untuk mempertahankan sifat hanif nya.
  • Jika ada yang marah lagi, aku akan berkata (dalam hati) : “ Aku akan menyelesaikannya dengan bahasa yang baik, meskipun kau marahi aku. Dan aku tidak mau mengotori amanah penyelesaian proyek ini dengan luapan rasa marah dan benci pribadi yang menguasai diriku. “....tapi, apa bisa ya ????

Sabtu, 20 Februari 2010

Kisah danau dan garam

Seorang guru mendatangi seorang muridnya ketika belakangan ini wajahnya tampak sangat murung.." Kenapa kau selalu murung, nak ? Bukankah banyak hal indah di dunia ini ? Kemana hilangnya wajah bersyukurmu ? ", Tanya guru itu...

" Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah, sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habisnya "... jawab murid tersebut dengan lesu.

Sang guru tertawa terkekeh mendengar keluh muridnya tersebut. " Nak, ambilah segelas air, dan dua genggam garam..akan kuperbaiki suasana hatimu itu ". Si murid pun beranjak pelan tak semangat melaksanakan perintah guru itu, tak lama kemudian ia kembali sambil membawa segelas air dan 2 genggam garam.

" Coba kau ambil segenggam garam dan masukkan kedalam gelas itu, kemudian kau minum airnya sedikit "...perintah guru tersebut.

Si murid pun melaksanakannya, dan wajahnya kini meringis karena meminum air asin itu...

" Bagaimana rasanya ? ".. Tanya sang guru. " Asin dan perutku mual rasanya "...jawab sang murid sambil meringis. Sang guru pun terkekeh melihat wajah muridnya tersebut.

" Sekarang kau ikut aku ". Sang guru membawa muridnya ke pinggir danau dan menyuruh muridnya menebarkan garam yang tersisa ke danau tersebut.

Si murid langsung menebarkan garam yang tersisa sambil menahan rasa asin dimulutnya yang belum hilang. Rasanya ingin meludah , tapi sungguh tidak sopan jika dilakukan di depan guru, pikirnya... " Sekarang kau coba minum air danau itu "...pinta guru itu sambil mencari batu yang datar untuk di duduki nya di samping danau itu.

Sang murid menangkupkan kedua tangannya untuk mengambil air danau itu, dan langsung meminumnya.

Begitu air danau yang segar itu mengalir di tenggorokan, sang guru bertanya kepada murid nya.. " Bagaimana rasa air danau itu ? ". " Segar, segar sekali guru ! " jawab murid tersebut. Tentu saja, karena air danau itu berasal dari mata air diatas gunung dan mengalir ke danau ini dan sudah pasti air danau ini menghilangkan rasa asin dimulut si murid.

" Terasakah garam yang kau tebar tadi ", Tanya guru itu kepada muridnya . " Tidak sama sekali ", jawab sang murid sambil terus meminum air danau tersebut. Sang guru hanya tersenyum melihat muridnya itu dan membiarkan muridnya minum air danau sampai puas.

Setelah murid itu selesai meminum air danau, sang guru berkata " Nak, Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam, tidak kurang , tidak lebih, hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kau alami di dalam hidup mu itu sudah dikadar oleh Tuhan , tidak berkurang dan tidak bertambah, sesuai untuk mu, seperti segenggam garam itu. Setiap manusia yang lahir di dunia ini , bahkan nabi sekalipun, tidak lepas dari masalah "..

Si murid terdiam mendengarkan. .. " Tapi nak, rasa ' ASIN ' yang dialami dari penderitaan itu sangat bergantung dari HATI yang menampungnya. "

Jadi, supaya tidak merasa menderita , BERHENTILAH JADI GELAS, jadikan hati di dalam dada mu menjadi sebesar DANAU.

" Hidup memang butuh keberanian, tapi terlebih lagi ketelitian. Cermatilah langkahmu dan waspadai tindakanmu. Hati- hati saat mencelupkan jari di dalam toples kehidupan, kalau tidak, rasa " PAHIT " yang akan kita dapatkan. "


Salam,

HJK

  • LUASKAN/ LAPANGKAN HATIMU.
  • Ya, seringkali kita merasa tertekan/ stres menghadapi suatu persoalan yang tidak kunjung usai. Semua perasaan itu sebenarnya adalah belenggu yang masih melekat pada pola pikir kita, sehingga mempengaruhi hati dan jiwa.
  • " Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. "
  • " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau khilaf. "

Jumat, 19 Februari 2010

Hujan....hmmm...


Hujan lagi di lokasi proyek ini.

Sejak jam 10 pagi, mendung begitu tebal menyelimuti seluruh pandangan langit.
Dan jam 11.45, tak terelakkan lg, hujan pun turun membasahi bumi.
Malam ini pun, hujan rintik-rintik masih enggan tuk berhenti.

hmmm....adakah maksud Allah untuk ini semua ?!?!

Masya-Allah, ampuni keluhan dalam hatiku...

Ya Allah, Sesungguhnya aku tahu, bahwa hujan ini adalah rahmat dan anugerah dari Mu.

Hamba bermohon pada Mu ya Allah, jika memang saat ini adalah yang terbaik untuk hamba menyelesaikan tugas/ amanah dari MU, sampaikanlah hujan ini pada yang lebih membutuhkannya, sehingga membawa manfaat untuk mereka.

Sesungguhnya hanya pertolongan dari Mu yang hamba harapkan.
Karena kami dan alam semesta ini tunduk dan menyembah serta memohon ridho hanya pada Mu.

Amin


Salam,
HJK

Sabtu, 06 Februari 2010

Bekal dari setiap masalah

Alhamdulillah, Akhirnya…..ada waktu juga untuk curhat kembali, setelah lebih dari 1 bulan lamanya tak bercerita.

Sulit sekali memanfaatkan waktu luang hanya untuk sekedar menulis yang terjadi. Waktu begitu sempit dan cepat berlalu. Hampir saja saya terjebak dalam satu masalah pekerjaan di lapangan, padahal masih banyak masalah lain yang harus diselesaikan di lokasi yang berbeda.

(Kondisi Pier 2, Pier 7 dan Pier 8 sebelumnya)

Setiap proyek pasti selalu saja ada masalah, yang berdampak pada kritisnya sisa waktu pekerjaan. Tidak ada pekerjaan sulit yang tidak bisa dikerjakan, namun kendalanya adalah pada sisi waktu yang terbuang tanpa ada prestasi.

Pengerjaan penggalian pile cap jembatan Susukan, khususnya Pier 2, Pier 7 dan Pier 8, begitu sangat menyita perhatian dan waktu, karena lokasi tersebut merupakan garis lintasan kritis dalam schedule pekerjaan Tol Semarang-Bawen.
(foto : pemasangan sand bag saat akan memulai pasangan batu)

Kesabaran terkadang tak terkontrol lagi, bilamana melihat tenaga kerja yang sudah mulai loyo dan kedinginan.

Perasaan kemanusiaan seringkali lepas dari hati, karena memaksa mereka tetap bekerja meskipun dalam kelelahan.

Keikhlasan/ kepasrahan tak lagi ada di qolbu, manakala melihat cuaca tiba-tiba berubah menjadi gelap….lalu hujan…

Ikhtiar sudah dilakukan, namun masalah di lokasi tersebut tidak kunjung usai.

Ya, itulah kelemahan saya sebagai manusia biasa, yang seringkali lalai dan mudah mengeluh.

Namun, dengan pemikiran dan kerja-sama tim, tercapailah kesepakatan bersama. Penggalian pile cap dilakukan secara bertahap, pemancangan sheet pile, batu boulder sebagai counter weight, pemasangan sand bag, pasangan batu sebagai pengganti bekisting pile cap, dan pengecoran setengah pile cap.

Beberapa pekerjaan tidak dapat dilakukan 1 kali jadi, tapi berulang. Karena lokasi pile cap terdapat sumber air dan berada pada patahan tanah clay shale, maka pekerjaan ulang sering kali terjadi. Semisal, pasangan batu ambruk, sand bag jebol, sheet pile tergeser sudah menjadi pekerjaan yang banyak menyita waktu. Terlebih lagi, kedalaman masing galian pier sangat dalam. Untuk kedalaman pier 2 = 15 m, Pier 7 = 14 m dan Pier 8 = 12.5 meter dibawah permukaan tanah existing. Layaknya membuat galian untuk 4 - 5 lantai basement pada lokasi yang sangat sempit. Ditambah lagi lokasi tersebut berada pada bidang longsoran clay shale.

Dan, alhamdulillah….dari 3 pier bermasalah, Pier 8 mendekati selesainya permasalahan. Pengecoran tahap pertama ½ pile cap telah dicor pada hari selasa tanggal 2 Februari 2010 dan ½ sisanya direncanakan pada hari minggu tanggal 7 Februari 2010. Sementara Pier 2 dan Pier 7 masih dalam proses penggalian, yang insyaAllah tidak membuat saya mengeluh lagi. Dan pada akhirnya, setiap kejadian merupakan pelajaran yang baik untuk saya. (pengecoran dimulai cor jam 14.00 selesai jam 00.20)

Maha Besar Engkau ya Allah, yang memiliki Keluasan Ilmu. Baruku sadari, begitulah cara Engkau memberikan ilmu padaku. Ya, begitulah cara Allah dalam meningkatkan derajat kaumnya yang mau berpikir. Diberi-Nya masalah, yang sebenarnya adalah pembelajaran untuk kita jika menghadapi persoalan yang sama. Sehingga, kedewasaan dalam menghadapi setiap persoalan akan semakin meningkat pada diri setiap insan.

Memang tanpa saya sadari sebelumnya, dan yang ada hanya gundah di hati, namun pada akhirnya saya mendapatkan tambahan bekal pengetahuan dari pekerjaan tersebut.

Syukur Alhamdulillah ya Allah, ternyata begitu sayangnya Engkau padaku.
Hanya saja diri ini sering khilaf dan tak sabar dalam penantian.
Lunakkanlah hati ini, dan lembutkanlah tutur kata ini.
Lapangkanlah dada ini dari himpitan perasaan diri.

Ya Allah, Jauhkanlah diri ini dari berprasangka buruk pada Mu.
Terangi selalu hati ini dengan petunjuk-Mu, sehingga mampu terhindar dari perbuatan musrik.
Dan Jauhkanlah diri ini dari perasaan riak, atas segala keberhasilan.

Ya Allah, Bimbing dan ridhoilah setiap langkah yang hamba tempuh…Amin


Salam,
HJK