Minggu, 19 Juli 2009

Pesta Demokrasi

Ha…ha…ha…Ada-ada saja SMS yang beredar sebelum pemilihan Capres dilakukan. Isinya ” Pemilih perempuan lebih menyukai capres nya laki-laki. Mereka tidak suka laki-laki yang mempergunakan prinsip “ Lebih cepat lebih baik “…karena itu tipe laki-laki yang egois…mereka lebih suka jika “lanjutkan…lanjutkaaaan”…karena itu tipe orang yang bijaksana…..” ?!?!

Pemilihan Presiden Republik Indonesia sudah berlalu 2 minggu yang lalu, tepatnya tgl. 8 Juli 2009. Saat itu, Jakarta begitu lengang dan sepi di jalanan, baik di sepanjang jalan Kalimalang-Bekasi sampai ke Jakarta Kota – Pejompongan, dimana saya melakukan hak pilih sebagai warga Negara yang baik….cie…baik nih….

Perjalanan yang biasanya saya tempuh dalam waktu 1.5 jam (melalui jalan tol), namun saat itu hanya memerlukan waktu 0.5 menit (melalui jalur biasa) dalam perjalanan yang santai. Enak juga ya, Jakarta dalam kondisi seperti ini, layaknya saat 3 hari menjelang hari raya Iedul Fitri. Rasanya, jalanan pada longgar, nggak berhimpitan, nggak ada yang main serobotan, uber setoran dll. Karena saat lebaran itu, semua umat muslim di seluruh tanah air tentunya lagi mudik dan ingin merayakan kemenangan dan saling mema’afkan bersama di kampung halaman dengan sanak saudara, setelah selesai berpuasa romadhon dan mencari rezeki pada bulan sebelumnya.

Ya, suasana jalanan memang bak lebaran, meskipun sebenarnya pada hari itu adalah hari yang paling bersejarah setiap 5 tahun sekali , ada ” PESTA DEMOKRASI “, dimana para rakyat berkewajiban (menurut saya sih !!) menumpahkan keinginannya dalam mengaspirasikan hak nya untuk memilih siapa pemimpin yang paling tepat dalam menjalankan pemerintahan di negeri yang kita cintai ini.

Setiap orang boleh ber-kriteria sendiri terhadap calon presidennya. Sehingga, memilih sosok yang diinginkan, tentunya bukan karena iming-iming, bukan karena paksaan, tapi lebih karena pas di hati.

Kalo saya sih, memilih yang pas aja di hati, karena memang kesemuanya tidak ada yang ideal. Karena menurut saya pemimpin yang ideal adalah sebagaimana firman Allah, “ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah “.

Maka jadikanlah Rasulullah rujukan bagi kepemimpinan kita.

Sebenarnya, menjadi Pemimpin itu sangatlah berat, karena segala hal yang berkaitan dengan proses dan hasil dari gaya/ pola kepemimpinannya itu akan di pertanyakan oleh Allah SWT. Memperebutkan posisi dengan saling melecehkan, mengejek, arogansi, egoisme, apalagi membuka aib seseorang, bukanlah hal yang terpuji untuk seorang pemimpin. Bagaimana bisa dipilih jadi pimpinan, jika dalam prosesnya saja mental dan perilakunya sudah seperti itu.

Ya, debat di stasiun Televisi itu sangat baik, karena sangat membantu dan mempermudah kami dalam menilai kandidat mana yang (kelihatannya) akan mampu memimpin bangsa untuk jangka waktu 5 tahun ke depan.

Kapasitas kepemimpinan seseorang sangatlah beragam. Sesuai dengan firman Allah ; “ Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. “Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Al Anam-165].

Pada posisi apapun dan tingkat apapun kepemimpinan seseorang, pasti akan dipertanyakan oleh Allah SWT. Kepemimpinan bukan hanya masalah hubungan manusia dengan manusia (hablum minanas), dan bukan hanya sekedar menjalankan tugas kewenangannya, tapi juga berkaitan dengan masalah keyakinan dan kesadaran akan adanya pertanggung-jawaban di hari akhir kepada Allah SWT.

Dalam hadist Rasulullah menyebutkan ; “Suami adalah pemimpin bagi rumah tangganya dan kelak akan ditanya tentang kepemimpinannya dalam rumah tangganya. Dan, Istripun pemimpin di rumah tangganya, dan ia pun kelak akan ditanya tentang kepemimpinannya".

Jadi, hendaknya setiap pribadi muslim selalu ditanamkan keyakinan bahwa dirinya terlahir sebagai pemimpin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “ Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dipertanyakan tentang kepemimpinannya “ (HR. Muttafaq alaihi).

Inti kepemimpinan itu adalah amanah dan tanggung jawab.

Salam,

HJK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar