Rabu, 21 September 2011

Kisah si Penjual tempe


Alkisahnya di sebuah desa di Jawa Tengah, ada seorang ibu yg kerjanya menjual tempe di pasar setiap hari. Pekerjaannya menjual tempe ini adalah merupakan satu2nya sumber pendapatannya utk menyambung hidup.

Pada satu pagi, seperti biasa, dia sudah bersiap-siap hendak pergi jualan tempe. Tapi betapa kagetnya ketika dia melihat kedelai yang diberi ragi tersebut masih belum jadi tempe, masih setengah jadi. Dia pun merasa amatlah sedih, sebab tempe yg masih belum jadi tersebut pastilh tidak akan laku dan pasti hari itu dia takkan dapat uang.

Saat dia bersedih itu, tiba-tiba dia teringat bahwa, Allah dapat melakukan perkara2 ajaib karena tiada yg mustahil bagi Nya. Lalu dia pun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa " Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar kedele yang sudah aku ragi ini menjadi tempe. Amin...."

Begitulah doa singkatnya yg dipanjatkan dgn sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahwa Tuhan pasti mengabulkan doanya. Lalu dgn tenang dia pun menekan-nekan bungkusan daun bakal tempe itu dgn ujung jarinya dan dia pun lalu buka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kedele menjadi tempe.

Tapi ketika dia membukanya, dia kembali sedih sebab kedele itu masih belum berubah. Namun dia berbaik sangka, mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Allah.
Lalu dia pun mengangkat kedua tangannya dan berdoa kembali ; "Yaa Allah, aku tahu bahwa tiada yg mustahil bagiMu. Bantulah aku agar hari ini dpt menjual tempe, karena inilah mata pencarianku. Aku mohon ya Allah,.... Amin".

Dengan penuh harapan, dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan itu. Dan ternyata, tak ada perubahan sedikit pun.

Sementara, hari pun semakin siang dan tentunya pasar sudah semakin ramai. Si ibu ini tetap tak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Bagaimanapun karena keyakinannya yang sangat tinggi dia berkehendak utk tetap pergi ke pasar membawa barang dagangannya itu.
Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi dalam masa perjalanannya ke pasar. Lalu dia pun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk menjual tempe sudah disiapkan.

Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Ya Allah, aku percaya, bahwa Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakan keajaiban ini buatku, jadikanlah ini tempe....Amin".

Lalu dia pun berangkat.

Di sepanjang perjalanan dia tetap tak lupa baca doa dalam hati. Tak lama kemudian dia pun sampailah di pasar. Dan seperti biasanya dia pun meletakkan barang dagangannya. Dia betul-betul yakin tempenya sekarang pasti sudah jadi.

Lalu dgn hati yg berdebar-debar dia pun buka bakulnya dan menekan2 dgn jarinya setiap bungkusan yg ada. Pelan2 dia buka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya.
Tenyata tempenya masih belum jadi.

Si Ibu ini pun terkesima seketika, dia tarik nafas dalam-dalam. Dia sudah mulai kecewa pada Allah, karena doanya tak dikabulkan. Dia merasa Allah tak adil, tidak kasian padanya sedangkan dia hidup cuma dgn hasil jualan tempe itu. Sementara itu, dia cuma duduk diam tanpa memamerkan barang dagangannya. Sebab dia pikir mana ada org hendak membeli tempe yang baru separuh jadi itu.

Sementara, hari pun semakin sore dan pasarpun mulai sepi dengan pembeli. Dia lihat pedagang2 yg sama-sama menjual tempe, sudah hampir habis terjual. Dia tertunduk lesu seperti tak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Dia pun termenung dgn rasa yg teramat kecewa. Dia merasa hari itu dia takkan dpt uang , belum lagi untuk modal esok harinya. Banyak sekali pikiran bersarang di kepalanya yang akhirnya membuat dirinya bertambah sedih saja.

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita. "Bu...!, Maaf ya bu, saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi ? Dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya tapi masih belum ketemu."

Seketika itu si ibu terkesima.....Dia kaget !! Sebelum dia menjawab sapaan wanita itu, dalam hati cepat2 dia berdoa "Ya Allah, saat ini aku tak mau tempe lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula.....Amin".

Tapi sesudah dia berdoa itu, dia masih tidak berani menjawab pertanyatan wanita itu. Dia pikir jangan-jangan saat dia duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Dalam keadaan ragu2 hendak menjawabnya, dia berpikir " Gimana nih ? " . " Kalo aku jawab " ya ", jangan-jangan tempe ini sudah jadi ."

Lalu dia pun kembali berdoa dalam hatinya, "Ya, Allah, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi, karena sudah ada org yg akan beli. Ya Allah, tolonglah aku kali ini. Dengarlah doaku ini.....", ucapnya berkali-kali.

Sebelum dia menjawab wanita itu, dia pun buka sedikit daun penutupnya. Dan, alhamdulillah, ternyata tetap belum jadi. Dia pun bersorak riang gumbira dalam hatinya. " Alhamdulillah ", ucapnya.

Akhirnya, percaya dirinya pun bangkit, dia ising-iseng bertanya " Kok ibu ini aneh sih..... nyari Tempe yang belum jadi ? ".

Jawab sipembeli, " Oohh., ini anak saya yang di Australia pengen dikirimi tempe. Biar sampai sana nggak busuk, saya cari tempe yang belum jadi. Semua saya beli, ya Bu..? "
Penjual tempe pun tersenyum lega....seraya berkata Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah memudahkan segalanya...



Salam,
HJK



  • Banyak hikmah yang dapat diambil dari cerita di atas :
    Bersabarlah, Allah tidak akan membebani kaumnya melebihi batas kemampuannya.
    Dan selalu berperasangkan baik terhadap Allah. Sebagaimana yg disabdakan : Prasangka-Ku sama dengan prasangka hamba-Ku"
    Yakinlah, bahwa Allah selalu memberikan jalan keluar yang baik.

Selasa, 20 September 2011

Cape deh....

Demo lagi.... demo lagi....
Aaaahhhh.... cape deh.....

Kok jadi kita yang repot ? aneh juga sih.... pembebasan lahan sebenarnya bukanlah urusan kita, tapi pada akhirnya, kita juga yang dihadapkan dengan masalah di lapangan.

Warga menolak pekerjaan pembangunan TPA-Blb, jika lahan belum diselesaikan. Kita pun dipaksa untuk berhenti oleh warga setempat yang mengaku memiliki lahan garap atas tanah yang bukan miliknya.

Negosiasi di lapangan pun kita lakukan, agar progres lapangan tetap berlanjut. Mereka pun mentolelir sepanjang ada jalan keluar dari pemda setempat. Meskipun agak membuang-buang waktu, akhirnya setujui saja sebisa yang kita bantu untuk menjembatani pertemuan antara pihak warga dengan Pemda setempat.

Ya, seperti biasa.... pihak Pemda jika langsung dipertemukan dengan warga selalu alergi. Heran, apa yang ditakutkan.... padahal mereka kan warga nya sendiri. Justru kita sebagai pendatang di daerah TPA, kok malah dihadapkan dengan permasalahan warga yang belum clear sejak tahun 2007.

4 Tahun masalah itu digantung begitu saja. Sekarang, saatnya pembangunan pekerjaan TPA - Blb, pihak pemda baru menyusun strategi.... waaah telmi.... telat mikir tuh pak....

Akhirnya, diputuskan untuk rapat bersama pihak terkait, untuk mencari solusi. Tapi, pihak warga tidak diundang karena masih menyusun strategi.... lagi-lagi strategi....

Ternyata, 4 tahun tidak cukup untuk menyusun strategi.... h h h....

Ya udah.... dengan niat baik, undangan harus dihadiri, siapa tahu dapat memberikan solusi dan strategi yang baik juga..... Aamiin



Salam,
HJK

Minggu, 18 September 2011

Tak muda lagi

Alhamdulillah.....usiaku terus bertambah setiap harinya, dan hingga saat ini masih dalam keadaan sehat wal'afiat.

Namun tak terasa, bahwa tubuh ini sudah semakin lemah dan rentan terhadap penyakit.

Kebiasaan kerja hingga dini hari, memang sudah menjadi kebiasaan. Apalagi, kalau sudah melihat asiknya kekompakan tim kerja di lapangan. Di bawah sorot lampu spot light dan mercuri ribuan watt, serta padatnya pengaturan traffic managemen di lapangan, membuat perputaran waktu hingga dini hari semakin tidak terasakan.

Menyelesaiakan pekerjaan memang tidak akan ada habisnya. Kita sendiri yang harus bisa mengatur dan mengontrol pola hidup yang seimbang.
Berapa jam untuk bekerja, istirahat dan refreshing.

Seringkali ada masukan dari para senior, "mas, hati-hati kerjanya ya. Atur jam kerjamu sendiri. Istirahat yg cukup, jika kamu sudah merencanakan kerja lembur hingga pagi hari. Jika kamu jatuh sakit, perusahaan akan melupakanmu dalam sekejap".

Hmmm... memang benar adanya. Terima kasih masukan nya.
Semangat bekerja dalam menyelesaikan pekerjaan memang terkadang dapat melupakan segalanya..... ya... segalanya.

"Ya Allah, mudahkan lah setiap amanah yang Engkau berikan kepada kami semua yang terlibat di dalam tim proyek ini. Sehat wal'afiatkan kami semua tanpa terkecuali, agar amanah tersebut dapat kami selesaikan sebaik-baiknya. Dan ridhoi lah setiap langkah yang kami tempuh, karena sesungguhnya kami semua memiliki keluarga yang harus di nafkahi.....Aamiin"



Salam,
HJK

Kamis, 15 September 2011

Ketulusan Cinta

Di sebuah kota kecil, hiduplah sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka selalu bersama kemana pun mereka pergi. Bak Rama dan Shinta, mereka saling mengasihi satu sama lain.

Namun pada suatu hari, sang lelaki mengalami kecelakaan yang cukup parah. Saking parahnya, ia sampai mengalami koma. Siang malam kekasihnya menjaga di depan ranjangnya. Dia terus berbicara seolah-olah sang lelaki sudah siuman. Tujuannya Cuma satu, agar sang kekasih bangun dari koma.

Setiap saat tanpa henti dia berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari. Sang lelaki tetap koma.

Si wanita itu pun menjadi kurus karena tekanan batin yg dialaminya.
Hingga akhirnya pada suatu hari Tuhan terharu akan kesetiaan wanita itu.

Tuhan bertanya kepadanya, “ apakah kamu bersedia menukarkan nyawamu sendiri untuk hidup kekasihmu itu ? ” dan si wanita tanpa ragu menjawab,” Ya ”. Tuhan pun lalu berkata,” baiklah, aku akan membuat kekasihmu sembuh kembali, tapi kamu harus menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 tahun. Apakah kamu siap dengan tawaran ini ? ”.
Wanita itu terharu mendengarnya dan dengan pasti ia menjawab,” ya, saya bersedia ! ”.

Kemudian wanita itu berubah menjadi seekor kupu-kupu yang indah dan kekasihnya yg koma itu pun siuman.

Beberapa hari kemudian sang lelaki pulang ke rumah. Namun ia sama sekali tidak bahagia karena kehilangan sang wanita kekasihnya. Dia bertanya pada setiap orang, tetapi tidak satu pun yg mengetahui keberadaan sang wanita. Sang lelaki itu sepanjang hari mencari, hingga lupa makan dan tidur. Ia begitu rindu dengan kekasihnya, padahal sang kekasih telah berubah menjadi seekor kupu-kupu yg setiap saat berputar-putar di di sampingnya, tetapi ia tidak bias berkata-kata. Ia hanya bisa memandang sang kekasih.

Musim pun berganti, hingga tibalah musim dingin. Kupu-kupu itu pun mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut untuk menghindar dari hawa dingin. Sebelum ia pergi, ia terbang mengitari dan hinggap di bahu sang lelaki kekasihnya. Ia bermaksud menggunakan sayapnya untuk membelai wajah kekasihnya. Lalu ia pun terbang ke daerah yg lebih hangat.

Waktu pun berganti dan tibalah musim semi. Si kupu-kupu pun kembali. Tetapi begitu tiba di tempat sang lelaki, dia melihat pemandangan yg tidak pernah diharapkannya. Di samping kekasihnya berdiri seorang wanita cantik. Si kupu-kupu pun limbung dan nyaris jatuh dari angkasa. Ternyata si wanita itu adalah dokter yg merawat lelaki kekasihnya dan sekaligus yg telah menggantikan posisinya.

Si kupu-kupu sangat sedih. Dan 3 tahun perjanjian si kupu-kupu dengan Tuhan telah berakhir.

Lalu Tuhan bertanya,” apakah kamu menyesal ? ”. Kupu-kupu menjawab,” tidak ! Saya tidak menyesal ”. Lalu Tuhan berkata lagi,” mulai besok kamu sudah dapat kembali menjadi manusia lagi ”.

Tapi si kupu-kupu justru menggeleng-gelengkan kepalanya. “ biarkanlah saya tetap menjadi kupu-kupu seumur hidup saya ”.

Mungkin kita menganggap apa yg dilakukan oleh wanita tersebut begitu naïf, begitu menuruti perasaan. Tetapi ssat kita merenungkannya lebih jauh, ada satu nilai tentang ketulusan.

Cinta menjadi semakin berharga saat dilandasi dengan ketulusan.

Jika kita mencintai seseorang dengan tulus, siapa pun dia, kita selayaknya merepresentasikan diri kita pada tindakan itu .

Cinta kita tidak dibalas..? itu resiko.
Berat....??? Anda sendiri yg tau jawabannya…!!!




Salam,
HJK