Selasa, 10 Januari 2012

Kisah 3 org Badui yg diuji Allah

Ada kisah mengenai tiga orang Bani Israil yang ketiga-tiganya diuji Allah Swt. semoga kita dapat memetik hikmah dari kisah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim ini.

Dari Abi Hurairah r.a, beliau mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga orang Bani Israil (seorangnya) ditimpa penyakit kusta, seorangnya ditimpa penyakit rontok rambutnya dan seorang lagi buta. Maka Allah telah menguji ketiga-tiganya dengan mengutus kepada mereka seorang malaikat.

Malaikat tersebut telah mendatangi orang yang berpenyakit kusta dan bertanya kepadanya, “Apakah yang paling engkau sukai?”

Jawab sang penyandang kusta, “Warna yang bagus serta kulit yang baik dan sembuh dari kotoran yang menyebabkan manusia memandang jelek kepadaku.''

Maka malaikat itu menyapunya dan lalu hilanglah penyakit itu dan diberi warna serta kulit yang baik. Malaikat bertanya lagi, “Harta apakah yang paling engkau sukai?”

Ia menjawab, “Unta atau sapi.'' Maka malaikat memberikan unta yang sedang mengandung sepuluh bulan dan mendoakan orang yang berpenyakit kusta tersebut.

Kemudian malaikat mendatangi orang yang berpenyakit rambut rontok lalu bertanya, “Apakah yang paling engkau sukai?”.

Lelaki kedua menjawab, “Rambut yang bagus dan sembuh dari penyakit yang menyebabkan manusia memandang jelek padaku.” Maka malaikat membersihkannya lalu hilanglah penyakit itu serta diberikan rambut yang baik.

Malaikat bertanya lagi, “Harta apakah yang paling Engkau sukai?” Ia menjawab, “Sapi,''. Maka ia diberikan sapi yang sedang bunting serta mendoakannya pula.

Kemudian malaikat datang ke orang buta, “Apakah yang paling engkau sukai?”

Ia menjawab, “Aku ingin Allah mengembalikan penglihatanku semoga aku dapat melihat manusia. Malaikat meyapu matanya dan Allah mengembalikan penglihatannya.

“Harta apakah yang paling kamu sukai?” tanya malaikat. Jawab si buta, “Kambing biri-biri,” Maka dia diberikan seekor biri-biri yang telah melahirkan anak lalu mendoakan si buta agar selalu mendapat barakah Allah Swt.

Maka, kedua lelaki (berpenyakit kusta dan rambut rontok) mengurusi kelahiran unta dan sapi begitu juga dengan lelaki buta. Setelah sekian lama, lelaki yang berpenyakit kusta telah memiliki satu lembah berisi unta, sedang lelaki berambut rontok telah memiliki lembah berisi sapi dan lelaki buta telah memiliki satu lembah berisi kambing biri-biri.

Selang beberapa waktu, malaikat kembali mendatangi lelaki yang berpenyakit kusta dengan menjelma sebagaimana keadaan lelaki sebelumnya (berpenyakit kusta).

Ia mengadu kepada lelaki tersebut, “Aku seorang lelaki miskin yang telah kehabisan bekal sewaktu aku bermusafir. Aku tidak mempunyai tempat untuk mengadu pada hari ini selain pada Allah dan pada Engkau. Aku memohon padamu demi yang telah memberikan padamu warna serta kulit yang baik juga harta seekor unta yang dapat membantuku meneruskan perjalananku.

''Aku mempunyai banyak tanggungan,'' jawab mantan penyandang kustal.

Malaikat menjawab, ''Aku rasa aku mengenalimu. Bukankah dulu kau berpenyakit kusta dan manusia memandang jelek kepadamu? Bukankah dulu kau orang fakir lalu Allah megaruniakan harta kepadamu ?''

''Aku mewarisi harta ini dari orangtuaku,'' jawab lelaki.

Malaikat menjawab, ''Sekiranya kamu berdusta, Allah akan menjadikanmu seperti keadaanmu sebelum ini.''

Malaikat pun mendatangi si rambut rontok serta melakukan hal yang sama, menjelma menyerupai keadaan seperti sebelum si lelaki kaya raya. Jawaban si rambut rontok pun senada. Ia enggan memberikan sebagian hartanya pada malaikat yang menjelma tersebut. Malaikat pun mendoakan agar Allah mengembalikan keadaannya seperti semula.

Terakhir, malaikat mendatangi si buta. Lalu mengadu,''Aku seorang lelaki pengembara yang miskin. Aku telah kehilangan kendaraan sewaktu aku mushafir. Maka aku tidak mempunyai tempat untuk mengadu melainkan kepada Allah dan engkau. Aku memohon darimu demi Yang telah mengembalikan penglihatanmu seekor kambing biri-biri yang bisa meneruskan perjalananku.''

Lelaki tersebut menjawab, ''Aku sebelum ini adalah lelaki buta. Allah telah mengembalikan penglihatanku. Oleh karena itu, ambilah apa yang engkau mau dan tinggalkan apa yang tidak engkau mau. Demi Allah, aku tidak akan mencegah dan mengungkit kembali pemberianku padamu untuk kau ambil karena Allah.

''Jagalah hartamu. Sesungguhnya kamu telah diuji oleh Allah. Allah telah meridhaimu dan membenci dua orang sahabatmu,'' jawab malaikat. Wallahu a'lam bishawwab.


---------------
 
Salam,
HJK
 
  • Banyak orang lupa jika sedang diuji Allah.
  • Ujian berupa musibah adalah cara yang paling cepat buat seseorang yang lupa akan Sang Pencipta. Jika musibah kecil saja menimpa kita, maka segera kita ingat Allah, bermohon dan selalu berusaha mendekatkan diri pada-Nya.
  • Namun, jika diberikan ujian berupa kesenangan, seringkali kita lalai untuk menjalankan semua perintah-Nya.
  • Sebenarnya Musibah atau Kesenangan adalah sebuah ujian belaka. Jangan larut dalam kesenangan duniawi yang serba gemerlap dan serba menipu, yang membuat kita kufur atas segala nikmat-Nya.
  • Allah Swt berfirman dalam Q.S. Ibrahim: Ayat 7 : "Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat pemberian Ku) kepadamu. Namun, bila kamu ingkar (kufur terhadap) nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih".

Minggu, 08 Januari 2012

Renungan buat Istri


" Mas, ini Ade dapet renungan dari group di BBM. Bagus deh. Coba Mas baca ya. siapa tahu Ade bisa ngikutin perbuatan sesuai yang tertulis di sini (ucap Istriqu sambil menunjukkan BBM Groupnya )."

Lalu ku tanya : " Siapa yang buat, Yank ? ".

Istriku tertawa : " hhh... Copas sj dari BBM Group. Ga tau dari mana. "

Kubaca isinya.... lalu ku peluk Istriku dan ku sampaikan padanya : " Chayankqu, makasih ya sudah melakukan yang terbaik untuk Mas. Semua kebaikan yang ada dalam tulisan itu, sudah chayank lakukan untuk Mas. Makasih ya Chayank, sudah perhatian sama Mas. Setiap malam ga bosan telepon bangunin Mas saat di Banda Aceh untuk sholat Tahajud, dan sudah menjaga serta membesarkan anak2. Ma'af ya, Kalo mas selama ini bekerja terus dan tidak dapat langsung menjaga dan membesarkan anak2. "

Lalu, ..... kami pun larut dalam malam ......
Tafakur terhadap diri sendiri dan keluargaku ....
Dan teringat akan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ ناراً وقودها النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عليها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لاَّ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim [66]:6).

---------------------

Berikut isi BBM nya, ga tau siapa yang buat.

Karena isinya bagus, saya pun meng-copasnya juga ke blog ini.... wkwkwk....


RENUNGAN BUAT ISTRI

Wahai sang istri….

Apakah akan membahayakan dirimu, apabila engkau menemui suamimu dengan wajah yang berseri seri, dihiasi simpul senyum saat dia masuk rumah ?

Apakah memberatkanmu apabila engkau menyapu debu dari wajahnya, kepala dan baju serta mengecup pipinya ?

Apakah engkau merasa sulit, jika engkau menunggu sejenak disaat dia memasuki rumah dan tetap berdiri sampai dia duduk?

Mungkinkah akan meyulitkanmu, jikalau engkau berkata kepada suami: “Alhamdulillah atas keselamatan kanda, kami sangat merindukanmu wahai kekasihku…”

Wahai sang istri…

Berdandanlah untuk suamimu dan harapkanlah pahala dari Allah diwaktu engkau berdandan, karena Allah itu indah dan mencintai keindahan.

Pakailah parfum yang harum dan bermake-up lah, serta pakailah busana yang paling indah untuk menyambut suamimu.

Jauhi dan jauhilah bermuka masam dan cemberut.

Janganlah engkau mendengar dan menghiraukan perusak dan pengacau yang bermaksud merusak dan mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.

Janganlah selalu tampak bersedih dan gelisah, akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.

Janganlah berbicara kepada laki laki lain dengan lemah lembut, sehingga menyebabkan orang yang dihatinya ada penyakit mendekatimu dan menduga hal hal yang jelek ada pada dirimu.

Selalulah dirimu dalam keadaan lapang dada, hati tentram dan ingat kepada Allah setiap saat.

Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.

Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.

Didiklah anak anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Perbanyaklah membaca al quran terutama surat Al Baqarah, karena surat itu dapat mengusir setan.

Bangunkanlah suamimu untuk sholat malam, doronglah dia untuk melakukan puasa sunah, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan janganlah engkau menghalanginya untuk menjalin hubungan silaturahim dengan karib kerabatnya.

Perbanyaklah istighfar untuk dirimu, suamimu serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin.

Berdoalah kepada Allah agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan akherat.

Ketahuilah sesungguhnya Rabb mu Maha Mendengar doa. Allah berfirman, “Dan Rabb mu berkata, “Serulah aku niscaya aku penuhi doamu.” ( Al Ghafir 60)


Salam,
HJK

Sabtu, 07 Januari 2012

Belajar dari Kisah Badui

Oleh : Ina Salma Febriany
Republika.co.id

Diriwayatkan dari Al Yafi’i dari Sa’id bin Abi Arubah, bahwasannya ketika Al-Hajjaj bin Yusuf tiba di salah satu tempat sumber air di antara Makkah dan Madinah, ia menyuruh pengawalnya untuk mencarikan orang yang dapat makan bersamanya. Selain itu, Raja juga akan menanyakannya beberapa soal.

Maka pengawal itu mencari-cari, melihat-lihat ke arah bukit, dan di sana terlihat olehnya seorang Badui yang sedang berselimut, maka dibangunkan dengan kakinya dan berkata padanya, “Anda dipanggil oleh raja."

Maka Badui tersebut segera bangun dan mengikut. Ketika telah berhadapan dengan Al-Hajjaj, ia pun diperintah, “Cucilah tanganmu dan makan bersamaku.” Jawab Badui, “Aku telah menerima undangan yang lebih baik dari padamu, dan aku telah menyambutnya."

Al Hajjaj bertanya, “Siapakah itu? Jawab Badui, “Allah ta’alaa, memanggil aku untuk puasa, maka aku kini berpuasa."

Al-Hajjaj bertanya, “Apakah di musim kemarau yang sangat panas ini? Jawabnya, ”Ya, saya berpuasa untuk menghadapi hari yang lebih panas dari ini."

Maka Al-Hajjaj berkata, “Berbukalah hari ini dan esok hari anda puasa."

Dengan bijaksana, Badui menjawab, “Jika anda dapat menjamin bahwa aku akan hidup hingga esok hari, maka aku akan berbuka."

Al-Hajjaj pun tercengang, “Itu di luar kekuasaanku,” jawab raja.

“Jika itu bukan urusan Anda, maka bagaimana anda meminta padaku untuk membatalkan yang pasti dengan sesuatu yang tidak Anda kuasai."

Jawab Al-Hajjaj, “Tapi aku memiliki makanan yang lezat. Jawab Badui, “Kelezatan itu bukanlah buatan tukang masak, tetapi kelezatan itu disebabkan oleh sehat wal’afiat.”

Petikan hikayat di atas mendeskripsikan betapa kuatnya tekad si Badui untuk tetap berpuasa, sekali pun berpuasa sunnah dalam kondisi yang sangat tidak memungkinkan: cuaca panas menyengat sedangkan orang terhormat mengajaknya duduk bersama untuk menyantap hidangan lezat. Dalam hal ini, tekad yang patut kita contoh ialah ketakutan Badui kalau-kalau ia tak memiliki kesempatan untuk berpuasa esok hari jika ia membatalkan puasanya, sebagaimana yang diperintahkan oleh sang raja.

Keputusan Badui tersebut pastilah beralasan. Selain mengharap pahala dari Allah, Badui tersebut juga tahu betul manfaat puasa baik dari segi jasmani dan rohani.

Rasulullah bersabda, “Berpuasalah, maka kamu akan sehat.” Sabda Rasul ini memang terbukti secara medis bahwa orang yang membiasakan diri untuk berpuasa wajib maupun sunnah memang jauh lebih sehat ketimbang orang yang selalu menyibukkan dirinya dengan mengisi perut. Bagaimana pun, organ tubuh kita perlu beristirahat. Maka saat berpuasa itulah terjadi proses pembersihan pada organ-organ tubuh.

--------------

Semoga dapat membawa manfaat.


Salam,
HJK

Jumat, 06 Januari 2012

Manajemen Benci dan Cinta

Oleh  : Meylina Hidayanti
Guru IPS Terpadu di SMPIT Az Zahra Sragen
Republika.co.id

Empat abad silam, setiap pagi seorang lelaki menemui seorang pengemis yahudi tua renta, tak bergigi, lumpuh serta buta kedua matanya, untuk melembutkan makanannya. Pengemis itu begitu membenci Islam sebagaimana ia membenci Rosulullah saw.

Saking begitu besar kebenciannya terhadap Rasulullah, sehingga setiap harinya ia senantiasa mencaci maki Rasulullah saw. Ia memuntahkan kebenciannya kepada Nabi yang datang dari bangsa Arab, bukan Yahudi.


Selain melembutkan makanan, lelaki itu juga memberikan suap demi suap makanan ke mulut sang pengemis tua itu. Dan pada setiap kali suapan itu pula, sang pengemis berkata “bunuh Muhammad... bunuh Muhammad” dan berbagai cacian yang terus keluar dari mulutnya.


Namun si Lelaki ini tetap saja dengan lembut memasukan makanan sesuap demi sesuap ke dalam mulut pengemis tua tersebut, hingga suatu ketika si lelaki tersebut tidak lagi datang menyuapi.


Hari itu, Abu Bakar Ash Shidiq menggantikan perannya. Suap demi suap makanan di masukkan ke dalam mulut si pengemis. “Siapa kau?” pengemis itu terkejut. "Engkau pasti bukan orang yang biasa menyuapiku. Orang itu lebih lembut daripada kau,” lanjutnya,


Abu Bakar menjawab dengan bertanya, “Engkau tahu siapa yang biasa menyuapimu?" Abu Bakar melanjutkan perkataannya. “Dialah Muhammad, Rasulullah. Kini beliau telah wafat. Maka aku datang menggantikan beliau."


Terhenyaklah si pengemis yahudi itu. Serta merta ia menangis. Air matanya deras mengalir di pipinya. Hingga beberapa saat kemudian, dia pun menyatakan dirinya masuk Islam.


Ada buah yang bisa dipetik dari kisah tersebut betapa masa lalu, kini dan masa depan selalu terkait, karena itu berhati-hatilah dan waspadai kecenderungan hati, sebab apa yang ada di hati saat ini bisa berubah total di masa depan. Berujar seorang ulama besar Ibnu Katsir, “Harapan itu maksudnya Allah mengubah cinta sesudah benci, rasa sayang sesudah berlawanan, dan keakraban sesudah bercerai berai."


Menyangkut perasan suka dan benci, sahabat sekaligus sepupu Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib ra “Bencilah musuhmu sekedarnya. Karena boleh jadi suatu hari nanti ia akan jadi orang yang kau cintai” (Ali bin Abi Thalib ra).


Sungguh, bahwa segala sesuatu terdapat kadarnya, maka janganlah kita berlebihan terhadapnya. ”Jadikan rasa cenderungmu senantiasa wajar” (Ibnul Jauzi). Dengan hadirnya rasa benci ataupun cinta, rasa sayang ataupun bermusuhan, serta keakraban ataupun bercerai berai, mampu membawa kita untuk memahami sebuah proses Bahwa segalanya akan senantiasa mengalami perubahan.


Hati dan perasaan yang ditumbulkan selalu mengalami proses perubahan yang tak akan pernah terhenti hingga sang waktu telah terhenti dengan sendirinya.


Adanya perubahan yang mengajarkan kepada kita untuk menghindari sikap mengklaim ataupun justifikasi terhadap seseorang karena telah hadir rasa kecenderungan dalam diri. Perlu untuk memahamkan dan menanamkan dalam diri, bahwa rasa kecenderungan itu akan dapat berubah di waktu yang tak ditentukan sebagaimana kisah pengemis tersebut diatas.


Sebagaimana pula banyaknya orang-orang Quraisy yang memeluk islam setelah kota Mekkah di taklukkan. Sebagaimana pula kisah Umar bin Khattab yang pada awal mulanya begitu membenci islam dan Rasulullah saw bahkan hampir membunuhnya, namun pada akhirnya ia menjadi salah satu sahabat terbaik Rasulullah saw, yang begitu mencintai islam dan Rasulullah saw.


Tak dapat di pungkiri bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan perasaan terhadap sesuatu, baik itu manusia atau benda. Namun, yang terpenting bagaimana memanajemen kecenderungan tersebut dan melatih diri untuk selalu memiliki alasan dan dasar yang kuat pada kebenaran. Sehingga ketika mencintai sesuatu maka ia layak dicintai karena kebenaran dan ketika membenci juga berdasar kebenaran.


Sangat bijak untuk mengikuti doa Rasulullah “Ya Allah, cintakanlah kami akan keimanan dan jadikanlah ia hiasan dalam hati-hati kami, dan jadikanlah kami membenci kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan” (HR.Ahmad)


Belajar berlaku adil, dengan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, serta sesuai kadarnya. “Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang diantara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi diantara mereka...” (QS.Al Mumtahanah:7) .


Wallahu 'alam bi shawab




Salam,
HJK

  • Subhanallah,... sulit bagi kita mengendalikan emosi, disaat secara bersamaan, orang dihadapan kita emosi kepada kita.
  • Biasanya yang terjadi, kitapun akan terpancing emosi melebihi orang tersebut.
  • Kalaupun kita tidak bisa memarahinya, dihati akan tersimpan rasa kesal dan gondok. Menyumpahi orang tersebut dalam hati dan mendo'akan keburukan untuknya.... hhh.... sakit hati....
  • Hmmm.... diperlukan hati seluas samudera, agar kita terhindar dari emosional yang tidak berguna untuk diri sendiri.

Selasa, 03 Januari 2012

Kerinduan

Horeeeee.....
Ayah pulang..., ayah pulang..., ayah pulang....
Teriak ke 2 anak kecil sambil lompat-lompat kegirangan, yang kala itu usianya masih berumur 4 dan 7 tahun.

Setiap sore teriakan tersebut selalu mereka lakukan tanpa bosan, ketika menyambut ayahnya pulang dari bekerja. Badan sang ayah yang semula terasa letih akibat bekerja seharian, seketika itu merasa segar kembali karena disambut oleh teriakan ke 2 anaknya sambil bertepuk tangan dan berlompat-lompatan kegirangan.

Didampingi sang istri, ke 2 anak tersebut langsung berlarian kearah ayahnya. Mereka saling berebut mencium tangan dan pipi ayahnya. Lalu sang ayah memeluk dan menggendongnya keduanya, hingga masuk dalam rumah.

Sang Ayah adalah seorang pegawai kontraktor, yang bekerjanya diluar kota. Setiap 2 minggu sekali dia bertemu berkumpul dengan keluarga.

Sang Ayah selalu mengajarkan dan memberikan contoh dalam beribadah.
Setiap ayah ada di rumah, sholat berjama'ah selalu di jalankan. Bahkan terkadang mengajak anak lakinya untuk sholat berjamaah di masjid. Jika ada waktu luang, sering juga mengajak istri dan anaknya untuk melakukan sholat safari dari masjid ke masjid yang belum pernah dikunjungi.

Istrinya pintar mengaji, hampir setiap malam sehabis sholat magrib membaca al qur'an. Selepas sholat subuhpun, Ar Rohman dan Waqiah dibacanya begitu cepat seolah sudah hafal diluar kepala. Hidupnya selalu sederhana, prihatin dan peka terhadap kehidupan sosial disekitarnya. Mengajarkan anak2 untuk selalu hidup hemat dan ringan dalam bersedekah. lembut dalam bertuturkata dan santun terhadap orang tua.

Menanamkan pondasi Iman dan Taqwa kepada anak2, haruslah dimulai sejak dini. Dan itu harus dicontohkan dari orang tua sebagai panutan.
Peran istri sangat besar dalam pendidikan ahlak anak2 di rumah. Karena sebagian besar kaum laki, lebih banyak menghabiskan waktu dan larut dalam beban pekerjaan yang tak pernah kunjung habis.
Suami istri tersebut merasa mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari anak2 nya. Dan menjadikan anak sebagai ladang meraih pahala dalam hal kesabaran, keikhlasan, mendidik dan menjaganya hingga dewasa, agar tetap dalam Ihsan.

---------------

Kini ke 2 anaknya sudah beranjak dewasa, teriakan menyambut kedatangan sang ayah sudah tak pernah terdengar lagi. Terkadang kerinduan itu muncul di hati.

Namun, alhamdulillah, kebiasaan yang pernah di ajarkan oleh sang istri pada ke 2 anak tersebut masih terjaga hingga saat ini.

Meskipun teriakan itu sudah tak terulang lagi, ke 2 anaknya selalu menyambut, mencium tangan dan pipinya. Mereka masih selalu berebut dalam bercerita. Apa saja yang telah dialaminya selama 2 minggu, saat mereka tidak bertemu ayahnya. Biasanya sang ayah menanggapinya dengan serius, sehingga anak2 semangat dalam bercerita, sementara si Istri tersenyum dan manggut-manggut di samping, seakan membenarkan cerita anak2nya.

Secara alamiah mereka sudah tumbuh menjadi besar dan dewasa.

Dahulupun masih tidur bersama ber 4 dalam 1 tempat tidur, meskipun sempit.

Sekarang anak2 sudah tidur di kamar masing-masing. Mereka sibuk dengan pelajaran sekolahnya, Praktikum, tugas harian dll. Namun demikian, sang ayah dan istrinya sering menemaninya secara bergantian tidur di kamar ke 2 anaknya. Untuk saling berbagi cerita dan keterbukaan, sehingga menjadikan anak2 tidak canggung dalam bercerita jika ada masalah dalam dirinya.
Terlintas dalam pikiran sepasang suami istri tersebut, jika anak2 sdh besar nanti dan mereka pun sudah menikah, mungkin sang ayah dan istrinya akan merasakan kesepian yang mendalam, karena merindukan masa2 indah ketika berkumpul bersama anak2nya.

  • Maka jangan sia-siakan waktumu untuk selalu dekat dan berkumpul dengan anak2. Leburkan dirimu menjadi bagian dari mereka (anak2), agar mereka merasa engkau adalah sahabat.

Salam,
HJK

Minggu, 01 Januari 2012

Indahnya Malam Pertama

Satu hal sebagai bahan renungan Kita…

Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa
Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara

Hari itu…mempelai sangat dimanjakan
Mandipun…harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka….
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok Kita….
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ….jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita…
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan

Tataplah…. tataplah. ..itulah wajah Kita

Keranda pelaminan… langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita

Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin…
Berwalikan liang lahat..

Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya…. . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…

Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…Dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan… ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..

Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi …..sudah pantaskah sikap kita selama
ini… untuk disebut sebagai ahli syurga ?

Baca jika anda ada masa /waktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.


Saya hampir membuang tulisan ini namun saya telah diberi
anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.

ALLAH, bila saya membaca tulisan ini, saya pikir saya
tidak ada waktu untuk ini….
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar
bahwa pemikiran semacam inilah yang ….
Sebenarnya, menimbulkan pelbagai masalah di dunia
ini.

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari Jum’at……
Mungkin malam JUM’AT ?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA ?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit….
Dan sudah pasti waktu ada kematian…
Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?

Karena…
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.

Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka… …
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)
Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang telah DIA berikan kepada kita.

DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita sebelum kita meminta.

ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.

---------------

from : Daarut Tauhid



Salam,
HJK

Catatan kecilku :
  • Memang terkadang kita lupa, bahwa hidup di dunia ini hanya sementara saja. Kita merasa seakan hidup selamanya, sehingga kita bisa berbuat apa saja seenaknya tanpa memikirkan hari pembalasaan.
  • Dan, yg perlu dingat bahwa, Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah kepadanya. Menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
  • Teringat lagu godbless.... dunia ini ibarat panggung sandiwara. Kita ditempatkan pada panggung yang perannya kita dipilih sendiri.
  • Terserah mau memainkan peran sesuai skenario/ manual book/ guide book yang Allah berikan yaitu Al qur'an atau lengah dan bersenang terhadap keindahan duniawi.
  • Memasuki Tahun baru 2012 Masehi ini, Semoga peran yang sudah kita lakukan selama ini dan kedepannya sesuai guide book Allah serta mendapatkan ridhoi-Nya.
  • Aamiin ya Allah....