Sabtu, 21 November 2009

Prajurit pejuang konstruksi

Siang kepanasan…

Hujan kebasahan…

Malam kedinginan…


Ya, inilah profil pekerja konstruksi kita. Mereka bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja secara iklas.


Sebenarnya, tidak ada yang tau mereka bekerja sungguh-sungguh atau tidak di lapangan. Namun, mereka bekerja seperti layaknya ada sang bos di depannya. Tak jarang mereka ikut membantu dalam proses pengecoran. Memberikan arahan dengan langsung mempraktekkannya, agar yang diarahkan mengerti dengan jelas cara kerjanya.


Mereka bekerja tanpa pamrih, dan itu berlaku untuk segala pekerjaan. Dan menurut mereka lagi, pengabdian tanpa syarat adalah yang terbaik. Ya…karena mereka melaksanakannya ibarat ibadah, yang tidak perlu harus dipertontonkan atau ditunjukkan ketika ada sang bos saja….inilah sikap Ihsan sang pekerja konstruksi.


Sehingga mereka bekerja penuh inspirasi yang banyak, kreatifitas pun muncul, masalah terpecahkan, solusi mengalir begitu saja tanpa hambatan. Karena semua berpikir dengan keras dan cerdas.


Semua pekerja tidak ada yang merasa terbebani dalam pelaksanaan pekerjaannya, karena memang mereka bertanggung-jawab terhadap kedisplinan waktu/ target pelaksanaan. Mempunyai visi yang sama, menjalankan amanah dan peduli terhadap penggunaan material secara efisien.


Basah bersama - (TMJ, Konsultan, Waskita)

Meskipun kami berdiri pada tempat yang berbeda, namun kami mampu menjalankannya secara bersama. Ya, bekerjasama pada posisi/ tempat yang berbeda.

Tidak ada yang merasa paling berperan dan paling tinggi jabatannya di sini. Mereka semua lebih mengutamakan kerjasama yang baik. Bisa diibaratkan, kami mempergunakan struktur organisasi “ Power Ranger “.


Karena kami maju secara bersamaan, bertanggung jawab secara bersama sesuai pembagian tugasnya masing-masing. Keberhasilanpun yang dicapai tidak di klaim oleh perorangan, tapi menjadi keberhasilan bersama. Jikapun ada kesalahan, ini merupakan kesalahan bersama, namun sebisa mungkin kita menghindari kesalahan dengan antisipasi resiko didepannya.


Semoga progress proyek ini lebih cepat dari yang telah direncanakan, sehingga menjadi kebanggaan bersama sebagai “ Prajurit Pejuang konstruksi “.



Salam,

HJK

Kamis, 19 November 2009

Hidup dengan 4 istri

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri.

Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.


Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.

Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sangsuami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. “Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.”

Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya. “Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. “Tentu saja tidak, “jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. “Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku? Istrinya menjawab, Hidup begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku? Sang istri menjawab pelan. “Maafkan aku,” ujarnya “Aku tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara. “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, “Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku.”

Renungan :

  • Teman, sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini. Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.

  • Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

  • Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.

  • Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak.

Salam,
HJK

Rabu, 18 November 2009

" AADB "

Ketika membaca kisah Bung Hatta yang tak mampu membeli sepatu Bally, saya merasa terharu. Karena hingga akhir hayatnya, Bung Hatta tak mampu membeli sepatu Bally yang diidamkannya.

Seorang wakil presiden tidak mampu membeli/ memiliki sepatu merek terkenal tersebut, karena tabungannya tidak mencukupi. Keperluan rumah tangga dan kedatangan kerabat yang meminta bantuan, selalu menggeser rencana membeli sepatu idaman.

Begitulah kehidupan pendiri bangsa ini, Bung Hatta. Meskipun beliau seorang pejabat tinggi, namun memiliki sikap hidup yang sederhana. Kisahnya sangat kontras dengan situasi saat ini. Ketika begitu banyak orang yang memperturutkan keinginan pribadi hingga melupakan etika dan moralitas.

Bangsa ini memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah, baik di muka bumi, di dalam tanah juga di dalam lautan, namun krisis ekonomi tetap saja terjadi.
Bangsa ini juga terkenal memiliki sopan satun dan ramah tamah, namun krisis sosial dan kekerasan terjadi dimana-mana.

Entah apa sebenarnya yang telah terjadi dengan bangsa kita ini ?
" Ada Apa Dengan Bangsa " ini ?


Salam,
HJK

Selasa, 17 November 2009

Bung Hatta dan kisah sepatu bally

.....Seseorang teman mengirimi saya sebuah email tentang keteladanan....

PADA tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek sepatu yang bermutu tinggi dan tentu tidak murah. Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI, berminat pada sepatu Bally. Ia kemudian menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut.

Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang datang kepadanya untuk meminta pertolongan. Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah mencukupi.

Yang sangat mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta. Jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sebenarnya sangatlah mudah bagi Bung Hatta untuk memperoleh sepatu Bally.
Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalan Bung Hatta.

"Namun, di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain. Bung Hatta memilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri," kata Adi Sasono, Ketua Pelaksana Peringatan Satu Abad Bung Hatta. Pendeknya, itulah keteladanan Bung Hatta, apalagi di tengah carut-marut zaman ini, dengan dana bantuan presiden, dana Badan Urusan Logistik, dan lain-lain.

Bung Hatta meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan tidak berutang atau bergantung pada orang lain. Seandainya bangsa Indonesia dapat meneladani karakter mulia proklamator kemerdekaan ini, seandainya para pemimpin tidak maling, tidak mungkin bangsa dengan sumber alam yang melimpah ini menjadi bangsa terbelakang, melarat, dan nista karena tradisi berutang dan meminta sedekah dari orang asing.


Salam,
HKJ

Sabtu, 07 November 2009

Negeri Para Bedebah

Hmmm.....Puisi Karya Adhie Massardi ini, boleh juga ya....



Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah ?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan


Salam,
HJK

Jumat, 06 November 2009

Maling komputer


Beberapa waktu yang lalu Kang WS (yang asli Sunda itu), ngirimin saya email berbahasa Jawa - Suroboyoan. Entah dari mana dapatnya dan apakah yang bersangkutan ngerti apa enggak, ya ? atau karena nggak ngerti lantas di forward kan langsung ke saya.
Hmmm....lucu punya deh....

Berikut percakapannya, antara polisi dan maling di kota Surabaya :


Pulisi : " Kowe maling spesialis? Apa spesialis maling? "


Maling : " Kula maling spesialis. "

Pulisi : " Spesialis nyolong apa? "

Maling : " Komputer. "

Pulisi : " Wis ping pira nyolong komputer? "

Maling : " Ping 100. "

Pulisi : " Dadi kowe maling spesialis monitor? "

Maling : " Enggih, leres. "

Pulisi : " Maling guoblooooggg.... nyolong kok monitor. "

Maling : " Lha, pripun ta, Pak? "

Pulisi : " Sing larang kuwi CPU, dudu monitor! "

Maling : " Boten wantun nyolong CPU. "

Pulisi : " Sebabe? "

Maling : " Ajrih kecepeng. Nyolong monitor 99 lolos. Nyolong CPU sepisan, jebul kecekel tenan. "

Pulisi : " Padha wae, nyolong monitor utawa CPU nek ora konangan, ya slamet. "

Maling : " Benten, pak. Nek nyolong CPU mesthi mawon konangan. "

Pulisi : " Mergane? "

Maling : " CPU dipasangi intel, lha niku onten tulisane 'intel inside'. "

Pulisi : " Ooooo... pancen maling goblog tenan. "

Maling : " Kula pancen maling, ning boten goblog. Maling ngati-ati. "

Pulisi : " Ngati-ati kok kecekel. "

Maling : " Lha nggih niku. Gara-gara nyolong CPU. Niyate nggih nyolong monitor, ning jebul monitore dicopot kantun CPU. Ketimbang nglanthung, CPU kula colong. "

Pulisi : " Kuwi jenenge maling apes. "

Maling : " Mboten apes, kok. CPU kula colong, intel sing teng lebet CPU lapur atasane.... lha njur kula digropyok bapak-bapak pulisi niki wau. "

Pulisi : " Kancamu bakul sate, ya? "

Maling : " Enggih, leres. Kok ngertos? "

Pulisi : " Intel jeron CPU sing kok colong mau lapur aku......"
Maling : " Lhaaaa.... enggih, ta Pak? Leres ta, Pak? Kula boten bodho, tur tliti sebelum mencuri, ta Pak? "

Pulisi : " Dhapurmuuuuuu.....!!!!!! "



Salam,

HJK

Kamis, 05 November 2009

Orgasme Audit

Sudah menjadi suatu hal yang rutin, bahwa setiap 6 bulan sekali sebagian proyek di lingkungan waskita di audit oleh internal maupun external SGS.

Sub kontraktor, mandor borong atau seluruh mitra kerja terkait semenjak dari awal memang sudah kita biasakan untuk selalu menta’ati pentingnya K3LM (keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan mutu). Safety morning 1 x 1 minggu selalu dan rutin berjalan dari awal proyek sampai dengan sekarang.

Implementasi K3LM kita lakukan (sebagian) bukannya karena mau di audit SGS, tapi memang sudah menjadi suatu kewajiban bagi kami untuk selalu memperhatikan K3, dampak terhadap Lingkungan dan Mutu pekerjaan. Sehingga menjelang persiapan audit, pemenuhan administrasi/ prosedur berjalan tetap santai dan dan terarah, meskipun tetap mempergunakan jurus “ SKS “ atau sistim kebut semalam.

Memang semua prosedur telah dilaksanakan semenjak proyek ini dilaksanakan. Namun, karena kesibukan lapangan, terkadang hal yang kita anggap kecil/ administrasi kita kesampingkan. Dan lama kelamaan akkhirnya menumpuk.

Jika kita mau konsisten melaksanakan pengisian prosedur setiap hari, maka tidak ada data dadakan dan persiapan lapangan yang harus dibenahi sepanjang malam. Ya, inilah proyek, memang seharusnya ada tenaga sendiri/ khusus K3LM disetiap bagian/ masing2 lokasi pekerjaan.

Dan kita sadari bahwa, semua karyawan tidak mendapatkan sosialisasi secara menyeluruh tentang K3LM. Tapi, untung saja saat audit semua data adminstrasi tidak ada temuan minor dari tim SGS.

Pada acara closing meeting, ada beberapa temuan observasi yang memang luput dari pengamatan kita di lapangan. Misalnya, penempatan genset, penempatan material sampah yg salah, pelindung resapan drum Bbm, dan beberapa temuan kecil lainnya.

Auditornya terlalu " detail dan njelimet ”. Mungkin,…kalaupun auditor SGS itu memegang/ mengendalikan proyek dan saya yang menjadi tim SGS nya, pasti sayapun bisa menemukan kesalahan yang sama atau mungkin lebih banyak. Karena itulah proyek, dia sangat dinamis, selalu bergerak terus. Dan memang harus selalu berubah, kalo tidak ada yang berubah berarti proyeknya tidak ada kegiatan…h h h…

Dan, akhirnya audit di tutup pas saat adzan magrib dikumandangkan.

Begitu auditor SGS kembali pulang, teman-teman tampak begitu senang,....dan bilang “ merdeka !! “…ada juga yang bilang “ Aaaahh…legaaaa “…orang-orang dilapangan pun bilang " Bebaaaas, dari tadi pake helm sama sepatu karet...waah, puuaanasnya poll. "

Tak berapa lama, semua rekan kantorpun bergegas kembali ke mess masing-masing....dan hanya dalam hitungan waktu 5 menit, saya melihat semua ruangan kantor kosong, baik di bagian teknik, adkon maupun loglat.

Ya, mereka semua kelelahan dan ingin istirahat karena tegang saat menghadapi auditor…saya lihat mereka telah mencapai “ Orgasme Audit ”….karena titik klimaks dari audit sudah berakhir.



Salam,

HJK

Nambah lagi ;

  • Terima kasih buat teman-teman dan sub mitra kerja yang sudah bekerja sama dalam mewujudkan tercapainya implementasi prosedur K3LM.
  • Semoga kelengkapan adminstrasi saat ini tetap berjalan sampai dengan berakhirnya proyek, dan selalu melakukan improvement secara Kontinyu.
  • Sukses selalu, dan selamat berkarya.