Minggu, 30 Maret 2014

Si Tukang Kayu dan Rumahnya

 
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian b...ersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ” katanya, “hadiah dari kami.”

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.

Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Sabtu, 15 Maret 2014

Kenapa aku diuji ?

“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji ? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta.” -Surah Al-Ankabut ayat 2-3

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
“Boleh jadi kamu membenci sesu...
atu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” -Surah Al-Baqarah ayat 216

KENAPA SUSAH SANGAT UJIAN INI?
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” -Surah Al-Baqarah ayat 286

RASA FRUST? TENSION? LEMAH SEMANGAT?
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yg beriman.” - Surah Al-Imran ayat 139

BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah- daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).” -Surah Al-Imran ayat 200

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk” -Surah Al-Baqarah ayat 45

APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka… -Surah At-Taubah ayat 111

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.” -Surah At-Taubah ayat 129
Lihat Selengkapnya

 

Minggu, 02 Maret 2014

"Surat Dari Ibu Mertua"


Wahai menantuku,
Aku hanyalah seorang ibu yang ingin berbicara atas nama diriku sendiri dengan melihat putriku sebagai istrimu, dan engkau sebagai menantuku.
Bila engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayang wajah ibumu yg telah mengandung dan melahirkanmu, berdiri tepat dihadapanmu.

Wahai menantuku,
Engkau imam dunia akhirat untuk putriku. Bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baka?

Wahai menantuku,
Bila ada kelemahan dari istrimu dan seribu lagi keburukan yg dilakukannya akibat kelemahan dan juga kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang dan bukan lagi tugasku.

Wahai menantuku..
Bukankah engkau sebagai suaminya yang harus melindunginya dengan rasa aman untuk putriku? Maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya. Engkau adlh seoarang suami yang diberikan amanah untuk mendampingi putriku, maka bersabarlah terhadap istrimu dan tetaplah bersikap lemah lembut padanya. Maka sayangi dan peliharalah istrimu dgn jalan Allah.

Wahai menantuku,
Maka selamatkanlah istrimu dari perbuatan dosa-dosa kecil maupun besar. Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagaimana kau mengurus mereka dan mengajarkan mereka amal-amal yg memasukkan kedalam Surga untuk bisa dilalui oleh yang harus kau bawa serta? Dan pertanyaan itu akan ditujukan padamu wahai menantuku, bukan padaku lagi.

Wahai menantuku,
Engkau diijinkan untuk menghukum istrimu apabila engkau melihat dari haq mu yang dilalaikan olehnya akan tetapi wahai menantuku, hukumlah putriku sewajarnya namun janganlah engkau menghukuminya dgn mengenai wajahnya dan jgn pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka padanya. Janganlah menghardiknya dengan kasar dan umpatan yang merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri sebab ia itu ialah pakaian dari dirimu.

Wahai menantuku,
Aku titipkan putriku padamu buatlah dia tersenyum menuju Surga atas bimbingan darimu.

 

Ust.Ferry Nasution

Sabtu, 01 Maret 2014

Liburan di Barcelona

 
Ketika sdg menunggu pesanan, seorg turis mencium harum masakan di depan mejanya.
Seseorang sdg menyantap dgn lezatnya makanan yang dihidangkan. Sang turis pun penasaran dan bertanya,
 
Turis : "Pelayan, masakan apa yang ada di depan meja itu? kok harum sekali...".
Pelayan : "Wah, bapak memang punya selera tinggi… itu makanan terlezat yang ada di restoran ini".
Turis : "...
Apa itu?".
Pelayan : "Itu gule buah zakar Banteng yang mati dalam pertarungan dengan Matador".
Turis : "Klo begitu saya pesan itu juga..".
Pelayan : "Maaf pak, masakan gule buah zakar banteng hanya 1 kali dalam sehari, krn pertandingan Banteng dan Matador hanya 1x dalam sehari, jadi bapak harus pesan besok. lebih cepat lebih baik, pagi-pagi sekali bapak ke sini krn banyak sekali yang pesan".
 
Keesokan harinya sang turispun datang kembali ke restoran itu pagi-pagi sekali biar tdk keduluan oleh pengunjung yang lain… Akhirnya pesanan pun datang.. Tanpa bertanya lagi, sang turis langsung menyantapnya dengan lahap.
 
"Memang sungguh lezat makanan ini..” gumam si Turis.
 
Tapi ada rasa penasaran dalam hatinya, akhirnya sang turispun bertanya..
 
Turis : "Pelayan….., makanan ini sungguh lezat tidak ada bandingannya… tapi kok buah zakar yang saya makan hari ini tidak sebesar yang dimakan oleh orang kemarin di depan meja saya…".
Pelayan : "Tuan… tidak selamanya pertarungan Banteng Vs Matador itu, Bantengnya yang mati... kebetulan hari ini Matadornya yang Mati…..

Turis : Whaaaaaaat…?????!!??