Rabu, 16 September 2009

Perang Tanpo Wadyahala

Menahan lapar ?!?!….hmmm…nggak ada masalah…

Menahan haus ?!?!….hmmm…nggak ada masalah juga…

Menahan syahwat ?!?!….hmmm…yang ini juga nggak ada masalah…

Menahan Amarah ?!?!….wah…ini kelihatannya agak berat…

Bekerja di proyek, memang selalu berhubungan dengan para mitra kerja yang sangat beragam, baik dari tingkah laku, latar belakang, karakter dll. Ada yang mau menerima jika diperintah, namun ada juga yang banyak mencari alasan yang sebenarnya mereka enggan melaksanakannya. Sehingga terkadang dalam suasana lapangan yang cukup terik dan panas, kerap sekali terlontar kalimat yang membuat mereka merah padam. Dan akhirnya, mungkin mereka dengan terpaksa harus mengikuti perintah.

1 hari = 24 Jam , ya…semua orang sudah tahu…anak saya, Kak Izam n Ade Nadya pun sudah sangat mengerti hitungan jam dalam 1 harinya. Hitungan hari dalam pelaksanaan proyek dihitung dalam hari kalender. Tidak ada istilah proyek libur hari Sabtu atau Minggu.

Sehingga, sangat rugi buat saya, jika banyak alat yang rusak, supply material lambat, solar habis, tenaga kerja kurang, kerja lambat, bekerja asal-asalan, tidak kerja lembur, tidak rapi, tidak safety dll.

Biasanya amarah itu muncul hanya sesaat saja, lalu sebentar menurun kembali. Karena memang hanya urusan kerjaan saja, hubungan manusianya sih baik-baik aja.

Menjalankan ibadah puasa di proyek sebenarnya enak. Waktu yang dijalani tidak terasa, tiba-tiba sudah magrib….dug dug dug…..Allahu Akbar…Allahu Akbar….

( Foto : Dalam arahan pelaksanaan pekerjaan oleh Dirut dan Dirtek TMJ )

Ya…inilah catatan puasaku …bagaimana nilai puasaku tahun ini ? Hanya Allah lah yang tahu….tapi, aku merasa banyak amarah yang terucap di bulan suci Ramadhan ini, yang seharusnya tidak aku kotori dengan ucapan yang sia-sia.

Ampuni Aku ya Allah….

Salam,

HJK

  • Orang kuat bukanlah orang yang mampu mengalahkan musuh-musuhnya, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya/ dirinya sendiri.
  • Ya, bertempur tanpa pasukan.

Selasa, 15 September 2009

" I S S "


Hmmm….ternyata menjadi kaya dan sukses itu mudah ya….

Apakah anda pernah membaca buku Quantum/ Zona Ikhlas dan The Secret ?!?!

Ya,…kuncinya hanya…..(baca sendiri deh)….


DR. JOE VITALE

Begitu Anda memulai merasa berbeda terhadap apa yang sudah Anda miliki, Anda akan mulai menarik lebih banyak kebaikan dalam hidup. Anda dapat mensyukuri lebih banyak hal. Sebelum itu Anda melihat ke sekitar dan berkata, “ Saya tidak memiliki mobil yang saya inginkan. Saya tidak memiliki rumah yang saya inginkan. Saya tidak memiliki pasangan yang saya inginkan. Saya tidak memiliki kesehatan yang saya inginkan. “ Wah ! Bahaya ! Semua itu adalah hal yang tidak Anda inginkan. Berfokuslah pada apa yang sudah Anda miliki, yang Anda syukuri. " Mungkin Anda memiliki mata untuk membaca kalimat ini. Mungkin pakaian yang Anda miliki. Ya, mungkin Anda lebih ingin memiliki sesuatu yang lain dan mungkin Anda akan mendapatkanya dalam waktu yang tidak lama lagi jika Anda mulai merasa bersyukur untuk apa yang sudah Anda miliki.

“ Banyak orang yang menjalani hidup dengan cukup benar, tetapi tetap miskin karena kurang bersyukur. ”

Wallace Wattles ( 1850 - 1911 )

Mustahil mendatangkan lebih banyak hal ke dalam hidup Anda, jika Anda tidak merasa bersukur dengan apa yang sudah Anda miliki. Mengapa ? Karena pikiran dan perasaan yang Anda pancarkankan ketika Anda tidak merasa bersyukur adalah emosi-emosi negatif.

Apakah itu iri hati, kekesalan, ketidakpuasan, atau perasan-perasaan “ tidak cukup ”, semua itu tidak dapat mendatangkan apa-apa yang Anda inginkan. Semua itu hanya dapat memantulkan apa yang tidak Anda inginkan. Emosi-emosi negatif itu menghambat hal-hal baik mendatangi Anda. Jika Anda menginginkan mobil baru, tetapi tidak bersyukur dengan mobil yang sudah Anda miliki, itulah frekuensi dominan yang Anda pancarkan.

Mulai sekarang juga, bersyukurlah untuk apa yang sudah Anda miliki. Ketika Anda mulai memikirkan hal-hal yang Anda syukuri dalam hidup, Anda akan takjub pada begitu banyak pikiran yang mendatangkan lebih banyak hal yang Anda syukuri. Anda harus memulai, dan hukum tarik-menarik akan menerima pikiran-pikiran syukur itu serta mendatangkan lebih banyak hal serupa kepada Anda. Anda akan mengunci frekuensi syukur, dan semua kebaikan akan menjadi milik Anda.

“ Bersyukur setiap hari adalah salah satu syarat untuk mendatangkan kekayaan. ”

Wallace Wattles (1860 - 1911)

Salam,

HJK


Jadi, untuk menjadi kaya itu sebenarnya mudah, kuncinya adalah :

  • Ber syukur lah terlebih dahulu atas apa yang anda miliki.
  • Iklas dan lepaskan seluruh Mind Fokus positif anda terhadap apa yang anda inginkan...ingat fokus...fokus...fokus.
  • Mulailah bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai apa yang anda fokuskan tersebut.

Lalu, kunci selanjutnya, adalah :

  • Ikhlas….Ikhlas…Ikhlas….
  • Sabar….sabar…sabar…
  • Syukur…syukur…syukur…

" I S S " = Ikhals - Sabar - Syukur


" Mudah kan ?!?! "

Minggu, 13 September 2009

Anak yang dibanggakan


Senin lalu, saya naik Bis dari Bekasi menuju bandara Soekarno – Hatta untuk penerbangan ke Semarang jam 13.45. Kebetulan di dalam perjalanan tersebut, saya duduk di samping seorang ibu berjilbab membawa tentengan yang agak banyak.

Perjalanan bis menuju bandara biasanya memakan waktu sampai sekitar 1 jam-an lah. Dan seperti biasa, kalau dalam perjalanan yang agak lama, saya memanfaatkan waktu untuk tidur sejenak, ya….menyimpan energi/ tenaga yang ada, maklumlah kalau sudah sampai di proyek biasanya kami tidur selalu larut malam. Apalagi jika saat itu ada pengecoran di site…wah, seringkali kami tidur jam 3 – 5 pagi.

Baru duduk sejenak, tiba2 sang ibu membuka pembicaraan bertanya (yang menurut saya hanya basa-basi saja). Ya, biasalah….bertanya tujuan kemana, bekerjanya apa, dimana bekerjanya, dll.

Namun, kali ini saya tidak mempunyai kesempatan untuk memejamkan mata, karena sang ibu bercerita terus mengenai ke 2 anak perempuannya yang sholehah dan pengalaman haji nya yang baru dijalani setahun yang lalu. Saya jadi tertarik mendengarkan ceritanya, siapa tahu ada nilai positif yang bisa saya ambil dari isi pembicaraan ini.

Singkat cerita, sang ibu begitu membanggakan ke 2 anak perempuannya. Karena dari semenjak kecil hingga saat ini tidak ada yang pernah menyusahkannya. Bahkan dalam hal teman pasangan hidupnya pun sampai sekarang belum ada. Malahan, anaknya menyerahkan pilihan pasangan hidup sepenuhnya pada sang ibu. Akhirnya, sang ibu jadi bingung sendiri…” Lho, kamu kan harusnya yang cari di Jakarta, kalau ibu kan di Pontianak, emang selera ibu sama dengan kamu…? “.

Ya, ibu ini tinggal di Pontianak – Kalimantan Barat mengikuti tugas suaminya sejak 20 tahun yang lalu. Suaminya bekerja di Dephub asli Sulawesi, sementara sang ibu tadi sebagi ibu rumah tangga asli Palembang. Dia memilih tidak bekerja (meskipun mempunyai kemampuan) agar dapat focus mendidik anak-anaknya. Karena menurutnya anak-anak ini merupakan amanah/ titipan Allah yang harus dijaga jangan sampai salah dalam mencari pedoman hidupnya. Bimbingan agama, akhlak, moral, budi pekerti selalu ditanamkan sejak masih kecil, dan anak2-nya pun (saat masih kecil) di sekolahkan di pesantren dan sekolah Islam. Tujuannya, agar pondasi keimanan sang anak sudah kuat jika besar dan berpisah dengannya.

Menurut saya, wajar saja bila sang ibu menjaga ke 2 anak perempuannya, apalagi melihat gaya hidup orang saat ini yang sudah menjauh dari rasa takut terhadap Allah dan juga hilangnya rasa malu terhadap sesama. Pergaulan bebas terjadi dimana-mana, minuman keras, narkotika, perempuan menyerupai lelaki, lelaki menyerupai perempuan, perselingkuhan dan lain sebagainya tanpa ada yang ditutup-tutupi lagi dan cenderung malah menjadi kebanggaan tersendiri, dengan menceritakan aibnya sendiri….hmmm, tanda2 kecil menuju akhir jaman kali ya…

Dan wajar juga, menurut saya bila sang ibu menjaga ke 2 anak perempuannya, jika tahu keutamaannya sebagai Ibu/ wanita terhadap ganjaran berupa “ PAHALA / SYURGA “ yang akan didapatkannya kelak di akhirat nanti.

Teringat saya akan salah satu fadhilah Wanita Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah “ SYURGA “.

Lalu ada lagi, salah satunya “ Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah seluruh dosanya dan bila dia menghibur hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat. “

Nambah lagi, salah satunya Barang siapa mampu menjaga anak wanitanya dalam keadaan suci (perawan) hingga ia menikahkannya, maka pahala syurga akan diberikan baginya. “

Tak lama kemudian, beliau menunjukkan foto ke 2 anak perempuannya pada saya. Dan menyebutkan namanya yang islami (tapi, saya lupa). Yang pertama berjilbab dan sudah bekerja di Dephub Jakarta, dan yang kedua masih kuliah di Jakarta. Mereka ber 2 cantik-cantik, belum menikah dan belum punya pacar.

Lalu, beliau bertanya agak detail tentang usia dan satus saya. Beliau menebak saya baru 35 tahun….h h h…alhmadulillah, saya masih dinilai semuda itu…lalu saya jawab ” tidak bu, saya sudah 42 tahun dan sudah menikah, saya bertemu kenalan dengan istri di Mekkah – Al Mukaromah “

Lalu sang ibupun tersenyum, dan pembicaraan akhirnya beralih keseputar pengalaman hajinya setahun yang lalu. Kenikmatan beribadah dia rasakan sejak kakinya menginjakkan tanah di Makkah s/d Madinah. Memang terasa beda jika di tanah air, karena di Makkah dan Madinah semua hanya 1 tujuan untuk ibadah menggapai ridho nya. Kalau sudah di tanah air, pikiran banyak bercampur dengan urusan duniawi sehingga kurang dapat full khusyuk/ konsentrasi.

Mendekati terminal 1 bandara Soekarno - Hatta, di Akhir pembicaraan, ibu tadi berharap bisa umroh bersama suami dan anak2 nya kelak sebelum suaminya pensiun dari perusahaannya 3 tahun lagi. Saya pun berucap langsung “ Amin…saya do’a kan ibu, semoga niatan ibu yang terucap tadi tercatat oleh malaikat, dimudahkan segala urusannya dan diijabah oleh Allah SWT ”. Lalu sayapun berkata padanya “ Ibu, saya juga mohon do’a nya, karena saya juga merencanakan umroh pada tahun 2010 bersama keluarga “….jawab sang ibu “ Alhamdulillah, kita saling mendo’a kan ya, mas “.

Akhirnya, ibu tadi turun di terminal 1, sedangkan saya masih lanjut ke terminal 2.

Ya…semoga Allah mengijabah do’a dalam pembicaraan kami di akhir pertemuan tadi….Amin


Salam,

HJK

Nambah dikit :

  • Setiap orangtua selalu membanggakan anak, jika dia sedang bercerita tentangnya.
  • Anak adalah titipan yang harus kita jaga dan arahkan, dia adalah amanah yang pada akhirnya nanti dimintai pertanggung jawab oleh Sang Maha Pencipta.
  • Anak dapat menyeret orang tuanya ke dalam neraka, jika dia berbuat suatu kesalahan dalam perjalanan hidupnya, sedangkan dia tidak mengetahuinya. Karena semasa hidup, orang tuanya tidak pernah mendidiknya tentang yang Hak dan Bathil.
  • Anak adalah ladang amal dan investasi pahala untuk orang tuanya.

Sabtu, 12 September 2009

Hukum karma

Alhamdulillah, pipis dulu ah di belakang pohon.....

hek....xx###@@??!!!

Makanya, jangan menjadikan kebiasaan pipis di belakang pohon !!!
Begini kan jadinya, kalo suka pamer burung dimana-mana !!!
Akhirnya, sang burung di patok burung juga....!!!
Ya....hukum karma deh....

Salam,
HJK

  • Ada seorang anak bertanya pada bapaknya, " Yah, kemarin waktu di jalanan, adek disuruh pipis ama mamah di belakang pohon, emang belakangnya pohon nyang mana ya, Yah ? "
  • Kata ayahnya " Dimana posisi adek kencing itu lah belakangnya pohon "
  • Akhirnya sang anak sedikit mengerti dan sedikit bingung " ?!##xxx?!? "

Jumat, 11 September 2009

Laksamana Izar Ho...?!?! - (bag. 2)


Sejarah tentang perjalanan muhibah Cheng Ho, hingga saat ini masih tetap diminati oleh berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya, maupun masyarakat keturunan Tionghoa. Cheng Ho telah menjadi duta pembauran negeri Tiongkok untuk Indonesia yang diutus oleh kaisar Dinasti Ming pada tahun Yong Le ke-3 (1405). Dalam tujuh kali perjalanan muhibahnya ke Indonesia, Laksamana Cheng Ho berkunjung ke Sumatera dan Pulau Jawa sebanyak enam kali.

Kunjungan pertama adalah ke Jawa, Samudera Pasai, Lamrbi (Aceh Raya), dan Palembang. Sebagian besar daerah yang pernah dikunjungi Cheng Ho menjadi pusat dagang dan dakwah, diantaranya Palembang, Aceh, Batak, Pulau Gresik, Semarang (di sekitar Gedong Batu), Surabaya, Mojokerto, Sunda Kelapa, Ancol, dan lain-lain. Gerakan dakwah pada masa itu telah mendorong kemajuan usaha perdagangan dan perekonomian di Indonesia.

Dalam perjalanan muhibahnya, setiap kali singgah di suatu daerah ia banyak menciptakan pembauran melalui bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan.

Misi muhibah yang dilakukan Cheng Ho memberikan manfaat yang besar bagi negeri yang dikunjunginya.

Klenteng Sam Poo Kong atau sering juga disebut sebagai Gedong Batu oleh masyarakat lokal adalah peninggalan super jaman dahulu. Sam Poo Kong adalah tempat pemujaan pada masa Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok diutus ke pulau Jawa dan mendarat di pantai Semarang pada tahun 1401.

Kawasan Simongan Gedong Batu tempat berdirinya Klenteng Agung Poo Kong ini mengalami banyak pasang surut dalam pembangunannya, dan saat ini masih terus bertambah dengan pembangunan yang makin maju, sehingga komplek ini akan menjadi salah satu "landmark" kota Semarang.

Tidak hanya klenteng megah dan indah yang bisa dilihat disini, tetapi juga terdapat patung Laksamana Cheng Ho dan beberapa patung lainnya. Anda juga dapat meminjam kostum baju Tiongkok (cheong sam) untuk kemudian difoto di dalam area klenteng hanya dengan Rp 75,000. Sumber : Majalah Percikan Iman


(Foto ketika melepaskan tahta kekuasaan sebagai Laksamana Izar Ho, dan menjadi rakyat biasa)

Salam,

HJK

Pertanyaan Imam Al-Ghazali

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul bersama murid-muridnya lalu beliau bertanya : "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"

Murid 1 : "Orang tua"

Murid 2 : "Guru"

Murid 3 : "Teman"

Murid 4 : "Kaum Kerabat"

Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali 'Imraan; 3:185).

Imam Ghazali : "Apa yang paling jauh dengan kita di dunia ini ?"

Murid 1 : "Negeri Cina"

Murid 2 : "Bulan"

Murid 3 : "Matahari"

Murid 4 : "Bintang-bintang"

Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama".

Imam Ghazali : "Apa yang paling besar di dunia ini ?"

Murid 1 : "Gunung"

Murid 2 : "Matahari"

Murid 3 : "Bumi"

Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling besar sekali adalah HAWA NAFSU (Al A'raaf; 7:179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita. Agar jangan sampai karena nafsu membawa kita ke neraka - [ Na'udzu billaahi minzaalikh].

Imam Ghazali : "Apa yang paling berat di dunia ini ?"

Murid 1 : "Baja"

Murid 2 : "Besi"

Murid 3 : "Gajah"

Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Al Ahzaab; 33:72). Tumbuh-tumbuh- an, binatang, gunung dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini, tetapi manusia dengan sombongnya berlomba-lomba menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah".

Imam Ghazali : "Apa yang paling ringan di dunia ini ?"

Murid 1 "Kapas"

Murid 2 "Angin"

Murid 3 "Debu"

Murid 4 "Daun-daun"

Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat".

Imam Ghazali : "Apa yang paling tajam sekali di dunia ini ?"

Murid-murid dengan serentak menjawab : "Pedang!"

Imam Ghazali : "Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. (Al Hujuraat; 49:11) Melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri".

Jumat, 04 September 2009

Belajar musik

Pada suatu hari Nasrudin mendengar ada seorang pemuda yang bisa bermain musik dengan amat bagus. Ia pun tertarik untuk belajar musik padanya.

Keesokan harinya, ia pergi ke kota dan menemui guru musik kenamaan tersebut.

” Tuan, saya ingin belajar musik, berapa bayarannya ? ”

Guru itu sejenak melihat wajahnya, sebelum akhirnya menjawab, ” Murid-muridku membayar tiga dirham untuk bulan pertama, dan kemudian untuk tiap bulan berikutnya membayar satu dirham.

Nasrudin berpikir sejenak dan kemudian berkata, ” Baiklah ” katanya, ” Saya akan mulai kursus pada bulan kedua saja. ”

Guru " ##$@@##?!?!? " (sewot)

Rabu, 02 September 2009

Obrolan dengan Bang Ucok

Hampir 2 Jam sudah, saya bersama pak Dono menghabiskan waktu ngobrol dengan Bang Ucok.

Banyak hal yang dapat kami serap darinya. Awalnya sih berbicara pada masalah pekerjaan, eh….nggak tau gimana ceritanya, lalu tiba-tiba berbelok bicara kemasalah alam kubur dan kemudian masalah qolbu tingkatan makrifat.

Wah, benar-benar tak disangka….dia adalah seorang dengan latar belakang polisi, tapi ilmu agamanya tidak dapat dipandang dengan sebelah mata. Berbicara masalah agama dan dikaitkan dengan pola kehidupan sehari-hari, rasanya sangat jauh diri ini dari apa yang disampaikan bang Ucok.

Dia selalu berbicara dengan keyakinannya dan benar-benar keluar tulus dari qolbu. Saya dan P’Dono pun mendengarkannya tanpa merasa seperti digurui olehnya. Semakin banyak kami berdiskusi tentang kehidupan, semakin banyak rasanya kita harus berbenah memperbaiki diri. Gaya bicaranya santai, lugas, lepas dan tanpa ada keraguan dari dirinya. Diapun mampu membaca qolbu kita, dari nama maupun dari perilaku kita sehari-hari…what ??!!

Apakah dia seorang psikolog ?...ataukah dia sudah mencapai tingkatan makrifat ?...

Makrifat, menurut Al-Gazhali adalah ilmu yang tidak menerima keraguan, tetapi terbebas dari segala kesalahan dan kekeliruan. Ini adalah pengetahuan yang benar dan dibangun atas dasar keyakinan yang sempuna (haqqul yakin). Makrifat tidak didapat dari pengalaman inderawi, juga tidak dicapai dengan penalaran rasional, akan tetapi melalui kemurnian qolbu yang mendapat ilham atau limpahan nur dari Allah sebagai pengalaman sufistik.

Bang Ucok telah banyak membantu kami dari awal proyek ini, tapi sampai sekarang kami tidak pernah menggajinya. Karena memang dia tidak mengharapkan pemberian gaji dari kami. Tapi, anehnya dia tetap mem-back-up proyek ini jika ada masalah sosial yang terjadi. Dia bekerja tulus dan tanpa pamrih…yah, karena memang tidak ada gaji untuknya.

Nah, demikianlah yang sudah berjalan saat ini, semoga tidak ada niatan lain dibalik ini semua.

Kata bang Ucok, kalo dia mau cari uang untuk kaya sih gampang…tapi, dia lebih mengarah pada pekerjaan yang mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Dia berujar, bahwa menggali agama justru dari fenomena alam, kejadian nyata yang dilihatnya setelah sholat tahajud, juga setelah melakukan iktikaf di masjid pada bulan ramadhan beberapa tahun yang lalu. Dia menceritakan proses ketika kita dibangkitkan dari alam kubur menuju ke alam barzah, kemudian peng-hisab-an amal ibadah seseorang, juga menceritakan kejadian lailatul qadar, dan beberapa kejadian/ peristiwa yang dia ketahui sebelumnya (tahu sebelum kejadian).

Dalam hal jodoh, dia sudah mengetahui dari penglihatan sejak istrinya masih kecil berusia 6 tahun, baik nama maupun gambaran wajahnya. Namun saat itu dia tidak tahu dimana keberadaan. Segalanya yang diketahui sejak awal tidak lantas diutarakan pada temannya, karena tidak ingin mendahului Sang Maha Pembuat Kejadian – Allah SWT. Setelah beberapa tahun kemudian, dia berkenalan dengan seorang gadis yang mirip dalam penglihatannya dulu. Begitu disebutkan namanya, dia langsung berujar dalam hatinya, inilah istriku yang kutahu dalam penglihatanku. Dan tak berapa lama akhirnya bang Ucok memutuskan untuk melamar gadis tersebut….Wallahualam kebenarannya.

Dia seorang polisi yang mampu mengalahkan amarahnya ketika menghadapi demo yang terjadi di Gedawang beberapa bulan yang lalu. Dia seakan berbicara dengan qolbu nya. Setiap ada orang yang mencoba membuat keonaran dan membangkitkan amarah pendemo, dia selalu mampu meredamnya tanpa ada tekanan amarah dalam ucapannya.

Satu pesan positif yang saya tangkap dalam obrolan tersebut adalah “ Jangan pernah berkata bohong ”. lanjutnya lagi, bohong terhadap siapapun. Kemudian dia merincikan secara detail, antara lain :

  • Jangan bohong pada diri sendiri,
  • Jangan bohong pada orang lain, juga
  • Jangan bohong terhadap Allah SWT.

Wah, pesan yang sangat berat untuk dijalankan….?!?!

  • Singkatnya, Kesimpulan dari pembicaraan ini adalah dalam bertauhid kita harus mengenal diri kita, seperti sabda Rasulullah SAW : " Barang siapa mengenal dirinya , maka ia akan mengenal Rabb-Nya ".
  • Kita harus tahu untuk apa kita di ciptakan, apa tujuan hidup kita, mau kita gunakan untuk apa usia kita, sehingga kita tidak menjadikan hidup ini dengan kesia-sia-an.

Senang sekali ngobrol dengan bang Ucok ini. Terima kasih bang, rasanya pingin ngobrol lebih lama lagi tentang pengalaman ke-sufi-annnya (ataukah makrifat ?!?!), namun waktu sudah menjelang larut jam menunjukkan 21:20. Maka kami pun sepakat meng-akhiri pembicaraan dan kembali ke mes/ rumah masing-masing.

Salam,

HJK

  • Kebenaran isi obrolan tersebut memang hanya bang Ucok sendiri yang tahu, tapi saya lebih banyak mengambil nilai/ pesan positif yang terselip didalamnya.