Kamis, 20 Agustus 2009

Lawang Sewu

Pernah dengar cerita tentang Lawang sewu ?

Lawang sewu dikerjakan oleh arsitek Belanda, Profesor Klinkkaner dan Quendaag dan resmi digunakan pada 1 Juli 1907 silam. Pada 1920, gedung ini digunakan sebagai kantor pusat Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij (NIS), sebuah maskapai atau perusahaan kereta api pertama di Indonesia.

Sejak Jepang merebut Lawangsewu dari Belanda, banyak ruangan bawah tanah yang berubah fungsinya.

Sebelumnya, di ruangan bawah tanah (basement) terdapat ruangan yang merupakan saluran pembuangan air, namun pada akhirnya dijadikan ruang penjara bawah tanah.

Di ruang bawah tanah, terdapat 4 kamar, masing-masing berisi 12 bak berukuran 1.5 x 1.5 m – tinggi 60 cm. Bak itu sebenarnya digunakan sebagai bak penampungan air yang diuapkan dan digunakan sebagai pendingin ruangan. Namun akhirnya menjadi Penjara Jongkok yang dipaksakan diisi dengan 5-9 orang dalam posisi direndam dan ditutup dengan jeruji besi.

Di ruangan lainnya, terdapat suatu ruang pemenggalan kepala. Disinilah para tawawan dieksekusi mati secara langsung.


Masih berjalan di ruang basement yang pengap, kami ditunjukkan penjara berdiri berukuran 1 x 1 m yang diisi 5-6 orang, sementara di dindingnya di tancapkan besi yang diruncingkan.

Astaghfirullah…, jika cerita itu benar adanya, sungguh biadap dan kejam perilaku serdadu Jepang saat itu.

Lawangsewu dan sekitarnya juga merupakan pusat pertempuran antara laskar Indonesia dengan tentara Jepang, saat pertempuran Lima Hari di Semarang, 14 – 18 Agustus 1945.

(foto : Bersama Kang Wachyu) Setelah perjalanan penjara bawah tanah selama 15 menit, kamipun keluar dari kegelapan dan kepengapan selama di basement tersebut.

Nah, Kalo mau tahu cerita detailnya, sebaiknya datang langsung aja deh….yang perlu diingat, jangan lepas dari rombongan. Karena ruangannya gelaaaaaaap banget dan pengap. Mana lagi ruangan bawah tanah ini pernah dipake untuk Uji nyali…...hiiiii….seraaaamm….tapi,….auk ah gelap….

Salam,
HJK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar