Jumat, 28 Agustus 2009

Bangkitlah Waskita ku !!!

Pagi hari ini, berita tentang PT. Waskita Karya ter expose kembali. Kali ini termuat dalam Koran Jawa Pos dengan Judul : PT. Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) Injeksi WK Rp. 400 M, pada halaman-8 Ekonomi Bisnis 28 Agustus 2009. Beritanya masih sama seperti yang termuat dalam www.detik.com, yaitu terjadinya penggelembungan pencatatan laporan keuangan sejak 2004. Alamak….5 tahun sudah berjalan. Saya yakin jika hal ini tidak segera diungkap, maka perusahaan ini akan bermasalah pada akhirnya. Hal tersebut dikarenakan hutang bank yang berbunga dan berbunga terus akan semakin menumpuk. Dan lambat laun, likuiditasnya akan semakin memburuk.

Entah bagaimana awal cerita terbongkarnya kasus ini, tapi harapan kami semoga kedepan nanti perusahaan akan semakin maju setelah menghadapi ujian/ cobaan ini. Kalau kita sembunyi terus dari kasus yang selalu ditutupi, kita tidak akan pernah dewasa menghadapinya.

Menurut Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Pemerintah melalui PT. Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) akan menginjeksi dana sekitar Rp. 400 milyar ke PT. Waskita Karya (WK). Ini dilakukan untuk menutupi defisit perusahaan yang jumlahnya mencapai Rp. 400 – 500 milyar, akibat over state atau penggelembungan pencatatan laporan keuangan. Suntikan dana tersebut akan diberikan, sekaligus memberhentikan direksi yang bertanggung-jawab atas pemalsuan laporan keuangan tersebut.

Ya….sudahlah, semua sudah terjadi dan tidak ada yang perlu disesali. Kita harus bangkit menyongsong hari depan dengan penuh semangat dan harapan. Kita harus mulai dengan membuka lembaran baru, menata kembali aturan main perusahaan, selektif dalam mencari proyek dan ketat/ hemat dalam penggunaan anggaran. Saya yakin, ini adalah ujian untuk para direksi kita agar lebih amanah dalam menjalankan perusahaan.

Setiap ujian pasti ada hikmahnya, apakah itu sebagai penghapus dosa, apakah itu adanya hubungan sebab akibat, ataukah sebagai penguji ketabahan/ keimanan seseorang untuk meningkatkan derajatnya. Wallahualam.

Jika dikaitkan dengan perusahaan yang sedang mengalami kejatuhan/ defisit, insyaAllah ini merupakan suatu kemunduran selangkah untuk mengambil suatu acang-ancang meloncat dan melaju lebih pesat.

“ BERKARYALAH TERUS WASKITA KU….MAJU DENGAN KARYA BERMUTU….KAMI SIAP MENYUSUN KEMBALI BANGUNAN YANG HAMPIR RUNTUH INI UNTUK MENJADI BANGUNAN YANG LEBIH KOKOH DAN MENJULANG TINGGI….JAYALAH TERUS WASKITA KU…”

Semoga dengan pergantian direksi yang baru nanti, dapat menambah warna perusahaan lebih cemerlang. Karena saya yakin, bahwa sekali terjatuh pada suatu kejadian maka kita akan lebih waspada untuk tidak mengulanginya kembali. Keledai saja tidak mau jatuh pada lubang yang sama.

########################

Nah, bicara masalah keledai, saya teringat kisah seekor keledai yang terjatuh dalam lubang yang dalam. Awalnya dia ketakutan akan mati, namun dengan ketabahan dan kecerdikannya akhirnya ia dapat naik kepermukaan dengan selamat.

Begini ceritanya :
Suatu hari, keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani sendiri tak tau apa yang harus dilakukannya. Kemudian petani itu berpikir bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itupun juga sudah tidak pernah digunakan karena dianggapnya berbahaya. Sehingga petani td berpikiran lebih baik menimbun sumurnya dan melupakan menolong keledainya karena dianggap sudah tidak ada gunanya.

Akhirnya, Petani itu mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantu menimbunnya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena keledai menjadi diam dari tangisannya. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, petani melihat ke dalam sumur dan tercengang dengan apa yang dilihatnya.

Walaupun punggung keledai tersebut terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, keledai itu melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah. Dan lambat laun, tanah yang tadinya menimbuni tubuhnya sekarang ada dikakinya dan dapat digunakan sebagai pijakan untuk naik sedikit demi sedikit.

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai akhirnya mencapai tepi sumur, meloncati sumur dan keluar dari sumur.

########################

Ya…begitulah ceritanya, dan seekor keledai tadi mungkin dapat disamakan dengan perusahaan yang sedang jatuh terpuruk.

Begitulah kehidupan, senantiasa menuangkan masalah, problem, dan kesedihan agar kita mampu menjadi kuat dan dewasa. Mengguncangkan segala macam problem, masalah, kesedihan dari pikiran kita agar tetap jernih dengan menggunakannya sebagai pijakan melangkah naik keluar dari sumur penderitaan dan melahirkan sikap kearifan dalam hidup kita.


Salam,
HJK

2 komentar: