Minggu, 16 Agustus 2009

Istri cerewet !?!?

2 Bulan yang lalu salah seorang Pelaksana Lapangan menghadap menemui saya, dia mengeluhkam istrinya yang sering kali ngoceeeeeh terus menceramahinnya. Padahal sudah sekian lama dia bekerja diluar kota, dan kali ini dia mendapatkan kesempatan untuk ditempatkan bekerja di Proyek Semarang. Awalnya sih dia senang bisa berkumpul kembali dengan keluarganya, tapi lama-kelamaan dia nggak tahan diocehin terus. Bahkan dia menyampaikan pada saya, agar dirinya dipindahkan saja di lain proyek, yang penting asal jangan di Semarang. Lho kok.....?!?!?

Kasus yang sama juga dialami oleh Pelaksana Lapangan saya yang lainnya, kejadiannya pada hari minggu yang lalu. Yang ini malah lebih fatal, dia justru mengalami kecelakaan kendaraan di jalan raya ketika ngambek keluar dari rumah sesaat setelah diomelin istrinya. Dia cerita pada saya : " Wah, aku gak tahan e pak Aji diomeli terus. Wis aku metu omah wae, padahal pikiranku yo jik ngawang kosong ora mikir opo-opo ". Karena kosongnya pikiran itu akhirnya dia tidak konsentrasi dalam berkendara...dan akhirnya...KEDUSSSRAAAAKKK !!?!?!?

Sayapun (layaknya orang tua), memberikan nasihat pada mereka agar lebih bersabar dalam berumah tangga, memang itulah bagian dari godaan setan. Keberhasilan prestasi, rezeki dan keselamatan kita dalam bekerja sesungguhnya tidak lepas dari do'a istri dan anak di rumah, dari sejak kaki kita melangkahkan keluar rumah. Coba dengarkan ocehannya pasti nilainya positif, dan siaplah untuk mengoreksi diri.

Lalu saya kutipkan hadist Bukhari-Muslim : Rasulullah bersabda : " Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu ialah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah ".

###############

Sayapun teringat ada sebuah artikel cerewetnya seorang istri, yang diforwardkan ke email beberapa waktu yang lalu, mudah-mudahan bisa menjadi referensi yang baik dalam hidup berumah tangga juga yang merencanakannya.

###############

Nah !!, sekarang begini, adakah istri yang tidak cerewet ? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun sama.

Diceritakan, ada seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah, karena tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel ? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut ?

1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal, " SYAHWAT ".

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan, Dunia dan Akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malahan. Membawanya ke langit biru, melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Benteng Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten dari pada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Benteng Penjaga Penampilan
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.

4. Benteng Pengasuh Anak-anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan mengaku, akulah yang membuatnya begitu. Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Benteng Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung. Padahal tadi pagi istrinya sempat berdebat, menawar harga karena melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan, menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.


Salam,
HJK

  • Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu ialah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah. [HS. Bukhari-Muslim].

4 komentar:

  1. Subhanallah, wacananya bagus skali pak HJK. slm kenal.

    BalasHapus
  2. Salam Kenal juga, Tks pak Saga Hayyu Suyanto Putra, wah, ternyata anda di jasa konstruksi juga ya....saya mengenal Alugoro di Holcim....Salam

    BalasHapus
  3. iy pak, :-) trims u crita2 ny pak. mg-inspiring sy, kalau kelak berumah tangga.
    trus trg sy mendamba ank soleh/ah yg menyenangkan hati pak. seperti doa Ibrahim As.

    btw sy skrg slh satu bumn pak. perusahaan yg satu2ny peduli dgn konsesi dn inflasi jalan tol.

    smoga kelak kt bs bertatap muka. sampeyan di proy di jawa tengah y. sukses pak. jazakallah

    BalasHapus
  4. Sukses jg ya pak.

    Smg mendapatkan teman sejati sebagai pembuka pintu rezeki yang baru, serta anak2 yg soleh/ ah.

    Insya-Allah kita akan ketemu, karena sy pun pernah b'kerja sama dgn Holcim di Depok.

    Siapa tau "Speedcrete" nya bisa di inovasi untuk Rigid pavement.

    Wassalam.

    BalasHapus