Rabu, 16 September 2009

Perang Tanpo Wadyahala

Menahan lapar ?!?!….hmmm…nggak ada masalah…

Menahan haus ?!?!….hmmm…nggak ada masalah juga…

Menahan syahwat ?!?!….hmmm…yang ini juga nggak ada masalah…

Menahan Amarah ?!?!….wah…ini kelihatannya agak berat…

Bekerja di proyek, memang selalu berhubungan dengan para mitra kerja yang sangat beragam, baik dari tingkah laku, latar belakang, karakter dll. Ada yang mau menerima jika diperintah, namun ada juga yang banyak mencari alasan yang sebenarnya mereka enggan melaksanakannya. Sehingga terkadang dalam suasana lapangan yang cukup terik dan panas, kerap sekali terlontar kalimat yang membuat mereka merah padam. Dan akhirnya, mungkin mereka dengan terpaksa harus mengikuti perintah.

1 hari = 24 Jam , ya…semua orang sudah tahu…anak saya, Kak Izam n Ade Nadya pun sudah sangat mengerti hitungan jam dalam 1 harinya. Hitungan hari dalam pelaksanaan proyek dihitung dalam hari kalender. Tidak ada istilah proyek libur hari Sabtu atau Minggu.

Sehingga, sangat rugi buat saya, jika banyak alat yang rusak, supply material lambat, solar habis, tenaga kerja kurang, kerja lambat, bekerja asal-asalan, tidak kerja lembur, tidak rapi, tidak safety dll.

Biasanya amarah itu muncul hanya sesaat saja, lalu sebentar menurun kembali. Karena memang hanya urusan kerjaan saja, hubungan manusianya sih baik-baik aja.

Menjalankan ibadah puasa di proyek sebenarnya enak. Waktu yang dijalani tidak terasa, tiba-tiba sudah magrib….dug dug dug…..Allahu Akbar…Allahu Akbar….

( Foto : Dalam arahan pelaksanaan pekerjaan oleh Dirut dan Dirtek TMJ )

Ya…inilah catatan puasaku …bagaimana nilai puasaku tahun ini ? Hanya Allah lah yang tahu….tapi, aku merasa banyak amarah yang terucap di bulan suci Ramadhan ini, yang seharusnya tidak aku kotori dengan ucapan yang sia-sia.

Ampuni Aku ya Allah….

Salam,

HJK

  • Orang kuat bukanlah orang yang mampu mengalahkan musuh-musuhnya, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya/ dirinya sendiri.
  • Ya, bertempur tanpa pasukan.

7 komentar:

  1. iy pak. :-) sy dlu sempat merasakan bagaimana sulitny mengarahkan manusia. Para mandor yg terlambat dibayar sementara progres lapangan harus jalan sesuai rencana. satu sisi sy merasa 'keringat pekerja mereka2 perlu dbayar sebelum kering' , tapi dsatu sisi tanggung jwb sy prihal produksi menuntut sy untuk memarahi mereka.

    iy pak, tp sy akui memang diri sendiri ini lebih sulit dikendalikan daripada mngendalikan org lain. trlebih bila kondisi dibawah terik, dn melihat adanya ketidakberesan terjadi. amarah mnjadi sgt sulit untuk dikendalikan.

    BalasHapus
  2. Ma'af lahir bathin n Selamat berlebaran ya...

    Tks p'Saga...ma'af baru sempet On Air lg...dan sekarang " baru mau mulai dan akan " menulis lagi...h h h...krn msh rencana...

    Ya...meskipun ramadhan telah meninggalkan kita, bukan berarti kita bebas untuk kembali pada kebiasaan buruk yang lalu.

    Salam,
    HJK

    BalasHapus
  3. Ya jelas mantab dong, pak WS...
    Siapa dulu yang mabil fotonya...

    Salam,
    HJK

    BalasHapus
  4. Marah di lapangan yang berarti meningkatkan intonasi nada suara serta didasarkan untuk memperbaiki keadaan yang salah dan bukan didasari oleh keinginan untuk menyakiti orang lain, itu adalah bagian dari dakwah amar ma'ruf dan nahi munkar..
    membiarkan sesuatu yang salah adalah sama dengan mebiarkan kedzoliman..
    ketika mulut tak lagi bicara dan tangan serta kaki yang akan bicara itu tidak harus menunggu di yaumil akhir nanti, tapi juga saat ini, ketika tangan dan kaki melangkah dan berkarya akan berbicara atas hasil karya kita saat ini.. apakah hasilnya baik dan bermanfaat ataukah amburadul karena tidak siap untuk menegur mereka yang salah pada saat kita berpuasa...
    Wallahu a'lam bishawab..

    BalasHapus
  5. Betul pak WS, Watawasshoubil hak...untuk semua kebenaran...bekerja juga merupakan salah satu bagian dari pada ibadah. Kalo salah harus dibenarkan/ diingatkan, agar ybs sadar bahwa apa yang diperbuat salah.
    ok, Salam.

    BalasHapus