Rabu, 02 September 2009

Obrolan dengan Bang Ucok

Hampir 2 Jam sudah, saya bersama pak Dono menghabiskan waktu ngobrol dengan Bang Ucok.

Banyak hal yang dapat kami serap darinya. Awalnya sih berbicara pada masalah pekerjaan, eh….nggak tau gimana ceritanya, lalu tiba-tiba berbelok bicara kemasalah alam kubur dan kemudian masalah qolbu tingkatan makrifat.

Wah, benar-benar tak disangka….dia adalah seorang dengan latar belakang polisi, tapi ilmu agamanya tidak dapat dipandang dengan sebelah mata. Berbicara masalah agama dan dikaitkan dengan pola kehidupan sehari-hari, rasanya sangat jauh diri ini dari apa yang disampaikan bang Ucok.

Dia selalu berbicara dengan keyakinannya dan benar-benar keluar tulus dari qolbu. Saya dan P’Dono pun mendengarkannya tanpa merasa seperti digurui olehnya. Semakin banyak kami berdiskusi tentang kehidupan, semakin banyak rasanya kita harus berbenah memperbaiki diri. Gaya bicaranya santai, lugas, lepas dan tanpa ada keraguan dari dirinya. Diapun mampu membaca qolbu kita, dari nama maupun dari perilaku kita sehari-hari…what ??!!

Apakah dia seorang psikolog ?...ataukah dia sudah mencapai tingkatan makrifat ?...

Makrifat, menurut Al-Gazhali adalah ilmu yang tidak menerima keraguan, tetapi terbebas dari segala kesalahan dan kekeliruan. Ini adalah pengetahuan yang benar dan dibangun atas dasar keyakinan yang sempuna (haqqul yakin). Makrifat tidak didapat dari pengalaman inderawi, juga tidak dicapai dengan penalaran rasional, akan tetapi melalui kemurnian qolbu yang mendapat ilham atau limpahan nur dari Allah sebagai pengalaman sufistik.

Bang Ucok telah banyak membantu kami dari awal proyek ini, tapi sampai sekarang kami tidak pernah menggajinya. Karena memang dia tidak mengharapkan pemberian gaji dari kami. Tapi, anehnya dia tetap mem-back-up proyek ini jika ada masalah sosial yang terjadi. Dia bekerja tulus dan tanpa pamrih…yah, karena memang tidak ada gaji untuknya.

Nah, demikianlah yang sudah berjalan saat ini, semoga tidak ada niatan lain dibalik ini semua.

Kata bang Ucok, kalo dia mau cari uang untuk kaya sih gampang…tapi, dia lebih mengarah pada pekerjaan yang mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Dia berujar, bahwa menggali agama justru dari fenomena alam, kejadian nyata yang dilihatnya setelah sholat tahajud, juga setelah melakukan iktikaf di masjid pada bulan ramadhan beberapa tahun yang lalu. Dia menceritakan proses ketika kita dibangkitkan dari alam kubur menuju ke alam barzah, kemudian peng-hisab-an amal ibadah seseorang, juga menceritakan kejadian lailatul qadar, dan beberapa kejadian/ peristiwa yang dia ketahui sebelumnya (tahu sebelum kejadian).

Dalam hal jodoh, dia sudah mengetahui dari penglihatan sejak istrinya masih kecil berusia 6 tahun, baik nama maupun gambaran wajahnya. Namun saat itu dia tidak tahu dimana keberadaan. Segalanya yang diketahui sejak awal tidak lantas diutarakan pada temannya, karena tidak ingin mendahului Sang Maha Pembuat Kejadian – Allah SWT. Setelah beberapa tahun kemudian, dia berkenalan dengan seorang gadis yang mirip dalam penglihatannya dulu. Begitu disebutkan namanya, dia langsung berujar dalam hatinya, inilah istriku yang kutahu dalam penglihatanku. Dan tak berapa lama akhirnya bang Ucok memutuskan untuk melamar gadis tersebut….Wallahualam kebenarannya.

Dia seorang polisi yang mampu mengalahkan amarahnya ketika menghadapi demo yang terjadi di Gedawang beberapa bulan yang lalu. Dia seakan berbicara dengan qolbu nya. Setiap ada orang yang mencoba membuat keonaran dan membangkitkan amarah pendemo, dia selalu mampu meredamnya tanpa ada tekanan amarah dalam ucapannya.

Satu pesan positif yang saya tangkap dalam obrolan tersebut adalah “ Jangan pernah berkata bohong ”. lanjutnya lagi, bohong terhadap siapapun. Kemudian dia merincikan secara detail, antara lain :

  • Jangan bohong pada diri sendiri,
  • Jangan bohong pada orang lain, juga
  • Jangan bohong terhadap Allah SWT.

Wah, pesan yang sangat berat untuk dijalankan….?!?!

  • Singkatnya, Kesimpulan dari pembicaraan ini adalah dalam bertauhid kita harus mengenal diri kita, seperti sabda Rasulullah SAW : " Barang siapa mengenal dirinya , maka ia akan mengenal Rabb-Nya ".
  • Kita harus tahu untuk apa kita di ciptakan, apa tujuan hidup kita, mau kita gunakan untuk apa usia kita, sehingga kita tidak menjadikan hidup ini dengan kesia-sia-an.

Senang sekali ngobrol dengan bang Ucok ini. Terima kasih bang, rasanya pingin ngobrol lebih lama lagi tentang pengalaman ke-sufi-annnya (ataukah makrifat ?!?!), namun waktu sudah menjelang larut jam menunjukkan 21:20. Maka kami pun sepakat meng-akhiri pembicaraan dan kembali ke mes/ rumah masing-masing.

Salam,

HJK

  • Kebenaran isi obrolan tersebut memang hanya bang Ucok sendiri yang tahu, tapi saya lebih banyak mengambil nilai/ pesan positif yang terselip didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar