Sabtu, 16 Oktober 2010

Haji Mabrur


Saat di Padang Arafah, Abu Bakar pernah ditanya oleh seorang sahabat dari Madinah : “ Apakah itu haji mabrur wahai Abu Bakar ? ”.

"Engkau akan melihat apakah haji kamu mabrur atau tidak, saat engkau kembali pulang di Madinah nanti” jawabnya singkat.

Haji mabrur memang menjadi impian setiap pelaku ibadah haji. Dalam titahnya, Rasulullah SAW menjelaskan: “ Untuk mendapatkan janji inilah, setiap Muslim akan melakukan berbagai upaya dan pengorbanan agar dapat menunaikan ibadah haji dan sekaligus melakukan berbagai ibadah yang dapat menjadikan hajinya mabrur (baik) atau maqbul (diterima).

Sayang, pemahaman tentang makna haji mabrur itu seringkali dibatasi oleh dinding-dinding ritual yang ketat. Dalam memahami mabrur atau tidaknya haji seseorang tidak atau jarang melihat jauh di balik dari praktek-praktek ritual yang terkait dengan haji. Perhatian sepenunya terkadang hanya pada sebatas apakah rukun-rukun, wajib maupun sunnah-sunnah haji terpenuhi secara baik.

Pertanyaannya, itukah semua tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan ibadah haji ?
Apakah ibadah haji sekedar dimaksudkan untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya ?
Atau barangkali sekedar dimaksudkan untuk membersihkan dosa-dosa masa lalu ?

Jawabannya pasti tidak. Ibadah dalam Islam tidak dimaksudkan untuk membangun “egoisme” pribadi, walau itu atas nama penyembahan. Ruku’ dan sujud seorang hamba seharusnya tidak dibangun di atas kepuasan pribadi atau keinginan untuk merasakan ketenangan dan kebahagiaan individu saja, walau itu atas justifikasi akhirat.

Inilah rahasia dari ungkapan Abu Bakar kepada seorang sahabat bahwa hajinya akan diketahui mabrur atau tidak di saat telah kembali ke Madinah (kampung halamannya). Bahwa di saat kembali berada di tengah-tengah kehidupan kesehariannya, terjadi perubahan yang positif. Imannya menjadi semakin “tajam” sehingga mampu menembus kuatnya batas-batas wujud material ini. Ibadahnya semakin “dalam” (ikhlas) dan bertambah. Apalagi, kelakuan sosialnya akan semakin tumbuh secara positif, menjadikan semua di sekitarnya merasai aman dan tenteram karena sang haji.


(Dari milis tetangga)


Salam,
HJK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar