Selasa, 08 Desember 2009

Menjadi fitnah dan musuh

(berkumpul dengan para pensiunan)

Berkumpul dengan komunitas/ teman yang sudah pensiunan/ tua, membuat saya merasa paling muda. Banyak hikmah yang dapat saya petik dari mereka. Cerita tentang pengalaman hidupnya, istri, anak serta sahabatnya yang lain, membuat saya bertafakur/ merenungi sisa perjalanan hidup ini.

Jika berkumpul, biasanya saya banyak bertanya tentang perjalanan hidupnya. Setelah bertanya, saya lebih banyak mendengarkannya. Karena saya ingin menjadi pendengar yang baik untuk mereka.

Umumnya, mereka lebih banyak membicarakan masalah anak2 nya yang sudah besar, bekerja, menikah, mempunyai cucu dan lain-lain. Ada yang menyenangkan (patut untuk ditiru) dan ada juga yang menyedihkan (menjadi pelajaran), sehingga mampu menjadi bekal untuk mendidik anak2.

Intinya adalah “ Agama “….ya, “ tanamkan agama sejak dini “ pada anak2 kita. Agama merupakan pondasi utama atau pedoman dalam menjalani kehidupan. Karena di dalam agama sudah termasuk didalamnya pelajaran mengenai kejujuran, berpikiran positif dalam meraih masa depan, disiplin, tanggung-jawab, kerja-sama, adil, budi pekerti/ sopan-santun, dan lain sebagainya.

Mengajarkan pentingnya agama pada anak2 harus dibiasakan sejak dini dalam keluarga, supaya nanti menjadi kebiasaan yang berbuah budaya dalam kehidupannya kelak. Tentunya “ mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil, dan mulai dari saat ini “….ha ha ha…meniru slogannya A’ak Gym.

Ketika anak2 masih kecil (mungkin sampai dengan kelas 3 SMP), kita masih mampu untuk mengontrol dan mengawasi mereka. Namun begitu mereka menginjak dewasa (SMA sampai dengan berkeluarga/ bekerja), kita sudah tidak mampu lagi untuk mengawasinya. Namun jika pondasi agama sudah tertanam dalam qolbu, insyaAllah mereka akan senantiasa merasa terus diawasi. Bukan oleh kami sebagai orang tua, tetapi karena perasaan “ Ihsan “ – Merasa selalu melihat Allah atau merasa selalu diperhatikan Allah.

Telah difirmankan di dalam al qur’an, bahwa nikmat keberadaan harta, istri dan anak akan menjadi fitnah/ musuh jika tidak mampu mengendalikannya, kecuali yang tetap berpegang teguh pada iman serta melakukan amalan-amalan yang kekal dan shaleh. Jika tidak, justru akan menjerumuskan seorang hamba dalam kerugian/ kebinasaan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan dalam firman-Nya,Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan ”. (Qs.al-Kahfi: 46)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka “ (Qs. At-Taghaabun:14)

Arti kata “ musuh ” di sini adalah hal-hal yang dapat melalaikan kita dari ibadah/ perbuatan amal shaleh. Sehingga dapat menjerumuskan kita ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT.

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menafsirkannya, “..…karena jiwa manusia memiliki fitrah untuk cinta kepada istri dan anak-anak, maka (dalam ayat ini), Allah Swt memperingatkan hamba-hamba-Nya agar (jangan sampai) kecintaan ini menjadikan mereka menuruti semua keinginan istri dan anak-anak mereka dalam hal-hal yang dilarang dalam syariat. Dan Dia memotivasi hamba-hamba-Nya untuk (selalu) melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya ”.

Ya….Alhamdulillah, semua saya dapatkan seakan mengalir begitu saja tanpa disengaja, tetapi saya yakin ini adalah anugerah/ hidayah dari Allah yang disampaikan melalui orang2-tua tadi. Tinggal kita mau menjadikan pelajaran atau mengabaikannya. Karena sesungguhnya anugerah/ hidayah itu dihamparkan begitu luas oleh Allah di muka bumi ini, bagi siapa saja yang ingin meraihnya.

ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA

“ Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa. “ (QS. Al Furqon:74)

(dimanapun berada, selalu ada hikmah yang dapat diraih)



Salam,
HJK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar