Sabtu, 07 November 2009

Negeri Para Bedebah

Hmmm.....Puisi Karya Adhie Massardi ini, boleh juga ya....



Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah ?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan


Salam,
HJK

2 komentar:

  1. wah,puisiny mantaf pak HJK. benar2 negeri kt ni sdg di uji pak. hukum terbeli, kemiskinan menjadi-jadi. kurang bedebah ap lg negeri kt ini?

    but, better try to light on one candle than curve the darkness.
    lebih baik mencoba menyalakan 1 lilin dripada memaki kegelapan. :-) Allah menyertai jalan kebenaran, dan hamba2Nya yg gemar berusaha.

    BalasHapus
  2. Ya p'Saga, sekali saya mendengarnya (Adhie Massardi) membacakan puisi itu di Metro, segera saya mencari teksnya.

    Sengaja saya simpan di blog ini, untuk kenang2an (saya sendiri) mengingat kasus Cicak VS Buaya, yang membuat geram siapapun, yang mengikuti beritanya. Antara kebenaran berita dan opini publik, saya jadi bingung sendiri. Mudahnya mereka menyangkal dan mudahnya mereka menuduh...aduh pusiiiing.

    Akankah hukum dan korupsi di negeri kita ini berubah ? Ya !! harus...karena, jika didiamkan, kasihan pada generasi yang akan datang.

    Salam.

    BalasHapus