Kamis, 01 Juli 2010

Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu

Kisah Penebang Kayu - Kan Shu De Gu Shi

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu."

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawab kan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"

"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga," kata si penebang.

"Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan.

Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

"Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu"
Istirahat bukan berarti berhenti.

"Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu"
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!

****************************

Cerita motivasi di atas, memang sering kali terjadi pada diri kita. Bekerja tak kenal waktu, bahkan terkadang, jika kita ditanya ini tanggal berapa ? hari apa ? berpikir sejenak... lalu menjawabnya. Karena, memang kita ini pelupa. .... hmmm ..... mudah-mudahan nggak lupa sama anak dan istri di rumah.

Sebenarnya, jika kita menjalankan ibadah sholat (bagi yang muslim), jeda waktu yang digunakan untuk menjalankan ibadah 5 waktu tersebut merupakan recharge/ pengisian ulang terhadap seluruh energi dan pikiran kita yang sudah kita pergunakan sebelumnya.

Menurut saya pribadi, sih : (ma'af kalo salah)
Sholat Subuh, recharge kembali otot dan fikiran yang mengendur sebelumnya.
Sholat Dlohor, recharge saat energi kita benar-benar terkuras untuk bekerja.
Sholat Ashar, recharge saat kita sudah mulai lemas dan ngantuk.
Sholat Magrib, recharge saat kita kondisi badan sudah mulai malas-malasan.
Sholat Isya', recharge agar tidur kita nyenyak sampai besok bangun subuh lg.

so,...tidak ada alasan, tidak menjalankan sholat 5 waktu....apalagi alasannya capek., banyak pikiran.....wah nggak kena banget.... justru dengan sholat, capek fisik karena bekerja dan capek pikiran karena banyak masalah, semuanya akan hilang. Karena dari proses wudhu yang benar, mendirikan sholat dengan benar, berdiri tegak, rukuk, sujud sampai dengan tahiyat yang benar dan tumakninah, akan menambah energi positif dalam diri. Bahkan,...orang disekitar kitapun akan merasakan energi tersebut.

Nggak percaya ?.... coba sendiri deh.....

Dan, tak jarang saat kita sedang sholat khusyuk, adaaaaa saja jalan keluar dari permasalahan itu muncul tiba-tiba...... ha ha ha.... jd, sholatnya nggak khusyuk doooong......

Yaaa.... itu lah godaan setan.... tp, sering kali terjadi dan saya alami....
Ma'af....namanya juga manusia.....hiks...... :)

Jadi, Intinya adalah :

"Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu"
Istirahat bukan berarti berhenti.

"Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu"
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.



Salam,

HJK

2 komentar:

  1. Seandainya di mess/basecamp ada/buat mushola yg agak besar, lalu tiap waktu shalat diprogramkan shalat berjamaah kemudian selesai shalat dan dzikir dilanjutkan kultum atau briefing program kerja tentu apa yg diarahkan akan lebih mudah diserap ya krn energi sdh di-recharge... program dunia dan akhirat berjalan bersamaan... :-)

    BalasHapus
  2. betul kang WS, setuju tuh....recharge dapat dilakukan dimana saja.
    Cara itu memang lebih efektif dalam berkomunikasi...

    BalasHapus