Rabu, 23 Mei 2012

Kondisi spesial teluk Benoa

Proyek Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan antara Nusa dua - Ngurah Rai - Benoa adalah jalan tol pertama yang dibangun di Pulau Bali.

Konstruksi bangunan ini 90 % berada di atas teluk Nusa dua - Ngurah Rai - Benoa. Penyanggah pondasi bangunan diatasnya, menggunakan Tiang Pancang spun pile diameter 600 mm.

Kondisi pasang
Kondisi pekerjaan di teluk ini sangat spesial, karena berkaitan erat dengan pasang surut air laut. Sehingga penentuan metode pemancangan harus sudah betul betul disiapkan dengan tepat sebelum mulai memobilisasi peralatan menuju titik pancang.

Data yang harus dimiliki sebelum pemancangan di teluk/ laut adalah, data ukur dasar laut/ bathimetri serta data pasang dan surut air laut. Data tersebut diperlukan untuk mengetahui kedalam air pada saat pasang maupun pada saat surut, sehingga dapat menentukan arah/ alur untuk memobilisasi alat pancang di atas ponton.

Untuk lebih leluasa dalam penggunaan ponton dan tug boat di teluk ini, harus yang mempunyai kedalaman draft maksimal 1.50 m pada saat pasang. Jika kedalaman draft melebihi batas tersebut, pergerakan tug boat menjadi sangat terbatas, karena kondisi surut lebih lama dibandingkan saat pasang.

Pada saat kondisi surut, lokasi teluk ini menjadi dataran yang dapat dijalani oleh orang-orang pencari kerang. Dan keadaan ini terjadi setiap 7 jam sekali.

Kondisi surut
Pemilihan model ponton pun disesuaikan kondisi lapangan. Untuk lokasi yang tetap berair ketika sedang surut, digunakan ponton maksimal 150 feet. Sedangkan untuk lokasi yang berupa daratan ketika sedang surut, mempergunakan ponton segmental. Dengan harapan, ponton segmental tersebut dapat dipindahkan secara manual terpisah, jika kondisi air laut sedang surut.

Kelemahan dari ponton segmental ini, justru  tidak dapat melakukan pemancangan pada saat air sedang tinggi. Karena posisi antar segment tidak dibuat kaku, sehingga kurang stabil jika melakukan pemancangan di atasnya. Tidak dibuat kaku sambungan antar segment tersebut, agar memudahkan saat melepas dan memindahkan ponton segmental secara manual.

Penggunaan tugboat untuk menarik ponton material dan ponton alat pancang hanya pada saat keadaan pasang saja. Sehingga, jam kerja tug boat dapat diartikan, hanya pada saat pasang saja. Sedangkan alat pancang segmental diatas ponton hanya bekerja pada saat surut saja.

Jam kerja pun disesuaikan dengan data pasang surut yang ada.
Untuk operator tug boat, bekerjanya khusus pada saat pasang saja. Sedangkan untuk operator pancang ponton segmental, bekerjanya khusus pada saat surut saja.

Pemancangan pada kondisi yang spesial ini tentunya menjadi evaluasi harian tim proyek, untuk selalu mencari improvement agar mencapai produksi/ target pemancangan minimal per alat 6 titik/ alat/ hari.

Bravo, untuk Tim Proyek.
Selamat bekerja dan berjuang.

Semoga menghasilkan keuntungan buat perusahaan, baik itu secara financial maupun penampilan.



Salam,
HJK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar