Konstruksi bangunan ini 90 %
berada di atas teluk Nusa dua - Ngurah Rai - Benoa. Penyanggah pondasi bangunan
diatasnya, menggunakan Tiang Pancang spun pile diameter 600 mm.
Kondisi pasang |
Kondisi
pekerjaan di teluk ini sangat spesial, karena berkaitan erat dengan pasang
surut air laut. Sehingga penentuan metode pemancangan harus sudah betul betul
disiapkan dengan tepat sebelum mulai memobilisasi peralatan menuju titik
pancang.
Data
yang harus dimiliki sebelum pemancangan di teluk/ laut adalah, data ukur dasar
laut/ bathimetri serta data pasang dan surut air laut. Data tersebut diperlukan
untuk mengetahui kedalam air pada saat pasang maupun pada saat surut, sehingga
dapat menentukan arah/ alur untuk memobilisasi alat pancang di atas ponton.
Untuk lebih leluasa dalam penggunaan ponton dan tug boat di teluk ini, harus yang mempunyai kedalaman draft maksimal 1.50 m pada saat pasang. Jika kedalaman draft melebihi batas tersebut, pergerakan tug boat menjadi sangat terbatas, karena kondisi surut lebih lama dibandingkan saat pasang.
Pada saat kondisi surut, lokasi teluk ini menjadi dataran yang dapat dijalani oleh orang-orang pencari kerang. Dan keadaan ini terjadi setiap 7 jam sekali.
Pemilihan
model ponton pun disesuaikan kondisi lapangan. Untuk lokasi yang tetap berair
ketika sedang surut, digunakan ponton maksimal 150 feet. Sedangkan untuk lokasi
yang berupa daratan ketika sedang surut, mempergunakan ponton segmental. Dengan
harapan, ponton segmental tersebut dapat dipindahkan secara manual terpisah,
jika kondisi air laut sedang surut.
Kelemahan
dari ponton segmental ini, justru tidak
dapat melakukan pemancangan pada saat air sedang tinggi. Karena posisi antar
segment tidak dibuat kaku, sehingga kurang stabil jika melakukan pemancangan di
atasnya. Tidak dibuat kaku sambungan antar segment tersebut, agar memudahkan
saat melepas dan memindahkan ponton segmental secara manual.
Penggunaan
tugboat untuk menarik ponton material dan ponton alat pancang hanya pada saat
keadaan pasang saja. Sehingga, jam kerja tug boat dapat diartikan, hanya pada
saat pasang saja. Sedangkan alat pancang segmental diatas ponton hanya bekerja
pada saat surut saja.
Jam
kerja pun disesuaikan dengan data pasang surut yang ada.
Untuk
operator tug boat, bekerjanya khusus pada saat pasang saja. Sedangkan untuk
operator pancang ponton segmental, bekerjanya khusus pada saat surut saja.
Pemancangan
pada kondisi yang spesial ini tentunya menjadi evaluasi harian tim proyek,
untuk selalu mencari improvement agar mencapai produksi/ target pemancangan
minimal per alat 6 titik/ alat/ hari.
Bravo, untuk
Tim Proyek.
Selamat bekerja dan berjuang.
Semoga
menghasilkan keuntungan buat perusahaan, baik itu secara financial maupun
penampilan.
Salam,
HJK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar