Jumat, 02 April 2010

Detik Hidup – Iwan Abdulrachman



Detik detik berlalu dalam hidup ini,
Perlahan tapi pasti menuju mati.

Kerap datang rasa takut menyusup dihati,
Takut hidup ini terisi oleh sia-sia.

Pada hening dan sepi, aku bertanya, Dengan apa kuisi detikku ini.

Kerap datang rasa takut menyusup di hati,
Takut hidup ini terisi oleh sia-sia.

Tuhan kemana kami setelah ini,
Adakah Engkau dengar,
doaku ini...

Amin…Ya Robal Alamin


Lagu Detik Hidup memberi makna yang substansial akan pemahaman dan kesadaran kita terhadap arti ruang dan waktu.

Dalam ungkapan yang berbeda adalah, “ Waktu itu bersifat cuma-cuma, namun sangat berharga. Kita tidak bisa membelinya, namun bisa menggunakannya. Kita tidak bisa menyimpannya namun bisa mengubahnya. Sekali membuang sia-sia, tak bisa kembali mendapatkannya ”.

Sebagian orang mengibaratkan waktu adalah uang. Dan sebagian lainnya mengibaratkan waktu adalah sebuah pedang yang tajam. Jika kita tidak mampu memotongnya/ mempergunakannya dengan baik, bisa saja kita yang yang terpotong olehnya. Karena waktu berjalan terus tanpa henti, tak peduli anda melakukan kesalahan dan segera memperbaikinya atau tidak.

Lagu Detik hidup karya Iwan Abdulrachman ini pertama kali saya dengar saat mengikuti ESQ – Ary Ginanjar. Petikan gitar dan lagunya sungguh menyentuh kalbu.

Karena liriknya dan musiknya bagus, saya mengarsipkannya dalam blog ini. Sehingga dapat menjadi renungan pribadi maupun teman lain yang sempat membaca dan mendengarkan lagu ini.

Sehingga, kitapun takut hidup ini terisi oleh perihal yang sia-sia, yang tidak membawa manfaat bagi orang lain.
Dan, Bukan cinta dunia sehingga takut akan mati.


Salam,
HJK

2 komentar: